Jelas, memberikan pujian atau kata-kata manis di kala anak berhasil melakukan sesuatu merupakan hal baik. Akan tetapi, bila dilakukan secara tidak bijaksana malah akan menimbulkan bumerang.
Contohnya, pujian diberikan pada waktu atau keadaan yang tidak tepat. Di kala anak bermain alat musik dan dirinya mengetahui bahwa permainannya tidak optimal, pujian tersebut akan dianggap anak sebagai sesuatu yang palsu.
Itu sebabnya, orangtua dapat memfokuskan perkembangan anak pada proses, bukan hasilnya.
Orangtua tidak perlu mencontohkan tindakan-tindakan layaknya aktor dalam film. Kita bisa memberikan contoh kegiatan sehari-hari, seperti menyapu, mencuci piring, dan merapikan tempat tidur.
Hal ini akan menyebabkan anak mengetahui pekerjaan rumah dan menyadari adanya tanggung jawab dan peran yang harus dijalani dalam kehidupan.
Kritik tidak harus melulu memberikan solusi. Hal yang penting dalam memberikan kritik adalah penyadaran atas terjadinya suatu kejadian.
Memberikan kritik yang sifatnya tidak konstruktif dalam masa tumbuh dan perkembangan anak dapat menyebabkan munculnya perasaan dan pikiran negatif terhadap diri anak. Terlebih, orangtua yang kerap memberikan pernyataan emotif, bukan kritikan, seperti “Dasar malas!” atau “Bila tidak belajar, kamu akan seperti dia” akan menimbulkan persepsi negatif pada kehidupan anak.
Baca Juga: Hindari Konflik Anak dan Orangtua dengan Saling Memahami
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga anak. Terlebih, mereka masih berada pada tahap perkembangan yang membutuhkan proses. Bukan sesuatu yang buruk bila mereka melakukan kesalahan atau bertemu kegagalan.
Itulah mengapa, anak memerlukan peran orangtua untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, dan minat pada diri mereka sehingga proses perkembangan dapat optimal.
Empati anak dalam melihat kehidupan akan timbul di kala mereka ikut berkontribusi. Hal ini dapat dicapai dengan orangtua yang memberikan kesempatan anak untuk membantu dan memberi.
Jelas, mereka tidak bisa membantu atau memberi sesuatu yang kompleks. Akan tetapi, orangtua bisa membiarkan anak melakukan pekerjaan rumah atau ikut dalam kegiatan lingkungan, seperti bakti sosial.
Simak dongeng kehidupan Landi si Landak dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua episode “Dongeng Landi Si Landak Kesepian” hanya di Spotify. Tak hanya itu, ada banyak cerita dongeng yang disuguhkan, mulai dari fabel, legenda, hingga cerita kehidupan yang bisa didengarkan bersama anak.
Tunggu apalagi? Yuk, segera ikuti siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbaru!
Penulis: Zen Wisa Sartre dan Ristiana Dwi Putri
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.