BERLIN, KOMPAS.TV - Presiden Federasi Sepak Bola Turki (TFF) Mehmet Buyukeksi menyampaikan kecaman keras terhadap keputusan UEFA yang menjatuhkan hukuman skorsing dua pertandingan kepada bek Turki, Merih Demiral.
Hukuman tersebut diberikan atas gestur yang dilakukan Demiral dalam pertandingan 16 besar Euro 2024, yang dinilai UEFA sebagai tindakan kontroversial.
"Hukuman yang dijatuhkan kepada Merih hari ini menunjukkan bahwa ini adalah keputusan yang tidak adil, tidak sah, dan bermotif politik," ujar Buyukeksi kepada para wartawan di Berlin, dikutip dari Anadolu, Sabtu (6/7/2024).
"Gestur tersebut tidak memiliki makna politik dan telah melambangkan identitas Turki selama berabad-abad," ujarnya.
Buyukeksi menambahkan bahwa TFF telah melakukan berbagai langkah untuk membela Demiral.
"Kami telah menyiapkan pembelaan setebal 27 halaman, namun kami melihat keputusan sudah dibuat sebelumnya dan dipublikasikan di surat kabar bahkan sebelum pembelaan kami ditinjau," katanya.
"Membaca pembelaan setebal 27 halaman membutuhkan waktu berjam-jam. Kami berharap besok para pemain kami akan memberikan respons terbaik di lapangan saat melawan Belanda di Stadion Olimpiade Berlin," ucapnya.
Buyukeksi juga menyampaikan kepada masyarakat Turki untuk tetap tenang dan mendukung tim nasional dengan penuh semangat.
"Seluruh bangsa Turki saat ini berdiri tegak. Kami mengimbau semua orang untuk tetap tenang. Kami juga meminta warga Turki yang tinggal di sini untuk mendukung tim kami dengan ketenangan yang sama dan tidak melupakan doa mereka," tuturnya.
Baca Juga: UEFA Skors Merih Demiral Dua Pertandingan, Turki Mengecam
Diberitakan sebelumnya, UEFA menjatuhkan hukuman skorsing dua pertandingan kepada pemain tim nasional Turki, Merih Demiral, Jumat (5/7/2024).
Hukuman itu dijatuhkan terkait gestur tangan kontroversial yang dilakukan Demiral saat pertandingan 16 besar Euro 2024 melawan Austria, yang turut memicu ketegangan diplomatik antara Turki dan Jerman.
Wakil Presiden Turki Cevdet Yilmaz mengkritik keputusan tersebut sebagai langkah yang tidak dapat diterima dan meminta agar keputusan tersebut “diperbaiki.”
"Kegembiraan dan keindahan sepak bola seharusnya tidak diwarnai oleh keputusan politik," ujar Yilmaz dikutip dari Associated Press.
Skorsing ini membuat Demiral absen dalam pertandingan perempat final melawan Belanda pada Sabtu (6/7/2024) dan juga di semifinal jika Turki berhasil melaju.
Demiral mendapat sorotan usai mencetak gol keduanya dalam kemenangan Turki melawan Austria di babak 16 besar.
Setelah gol tersebut, Demiral membuat gestur dengan kedua tangannya yang digunakan oleh nasionalis Turki dan dikaitkan dengan organisasi ultra-nasionalis, Ulku Ocaklari, atau yang lebih dikenal sebagai Gray Wolves.
Demiral menyatakan bahwa gestur tersebut adalah ekspresi kebanggaan nasional yang tidak berbahaya.
"Saya berharap akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan gestur yang sama lagi," ujarnya.
Namun, UEFA berpendapat lain. Dalam pernyataannya, UEFA menjelaskan bahwa skorsing dijatuhkan kepada Demiral karena “tidak mematuhi prinsip umum perilaku, melanggar aturan dasar perilaku yang baik, menggunakan acara olahraga untuk manifestasi yang tidak berhubungan dengan olahraga, dan merusak citra sepak bola.”
Gray Wolves sendiri didirikan sebagai sayap pemuda dari Partai Gerakan Nasionalis Turki (MHP), yang saat ini beraliansi dengan partai yang berkuasa di Turki, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).
Sejak didirikan pada 1960-an, kelompok ini kerap dituduh terlibat dalam kekerasan bermotif politik, terutama terhadap kelompok-kelompok kiri.
Baca Juga: Belanda vs Turkiye di Euro 2024 Dinihari Nanti: Prediksi Skor, H2H, dan Susunan Pemain
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.