JAKARTA, KOMPAS.TV - Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menjelaskan alasan kenapa tetap menembakan gas air mata untuk halau suporter PSIS Semarang hingga akhirnya ricuh pecah di luar Stadion Jatidiri Semarang, pada Jumat (17/2/2023).
Alasan polisi, laga itu memang sudah diputuskan tanpa penonton dan sudah disetujui banyak pihak.
Namun, dalihnya, pada suporter yang disebut berjumlah ribuan malah memaksa masuk ke stadion menonton laga PSIS Semarang vs Persis Solo, meskipun polisi memastikan mereka tanpa tiket.
"Kami bisa memastikan penonton yang hadir itu, satu pun tidak memiliki tiket," katanya," ujar Kombes Irwan Anwar, Jumat (17/2) dilansir Tribun Jateng.
"Jadi itu yang menjadi pertimbangan mengapa kemudian kita melakukan penyekatan," sambungnya.
Baca Juga: Momen Kericuhan Suporter PSIS di Luar Stadion Jatidiri, Polisi Tembak Gas Air Mata!
Polisi juga menyebut peringatan sudah diberitakan, tapi suporter PSIS Semarang justru disebut brutal.
Hinga akhirnya polisi menembakkan gas air mata, untuk mengurai masa yang ricuh itu.
"Nah ketika ada lemparan-lemparan (batu) ke arah petugas, itu juga masih diingatkan," ujarnya.
Ketika semakin brutal serangan kepada petugas, barulah tahapan tembakan gas itu dilucurkan, tapi itu di luar komplek stadion," lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Kapolrestabes Semarang AKBP Yuswanto Ardi berdalih, menyebut soal ricuh suporter dan polisi di Semarang ini, penembakan gas air mata tersebut dilakukan di luar stadion.
"Perlu kami sampaikan bahwa penggunaan gas air mata kami lakukan di area publik bukan di tempat pertandingan demi menjaga keselamatan masyarakat yang lain," kata Ardi dalam Breaking News Kompas TV, Jumat petang.
Baca Juga: Soal Tembakan Gas Air Mata di Luar Stadion Jatidiri Semarang, Polisi: Kami Lakukan di Area Publik
Perkembangan terkini terkait kasus ricuh suporter dan polisi ini, kini 16 orang diduga suporter PSIS Semarang diperiksa.
Efek bentrokan itu sendiri, sejumlah fasilitas umum dan motor rusak di sekitar Stadion Jatidiri, Semarang.
"Saat ini masih dalam pemeriksaan. Sejauh mana perannya, kualitas keterangannya, akan dipadukan dengan alat bukti lainnya," katanya, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol.Irwan Anwar, Jumat malam, dilansir Antara.
Adapun korban luka dalam bentrok suporter dan polisi di Semarang, lanjut dia, berasal dari kedua belah pihak.
Menurut dia, ada sekitar tujuh polisi yang mengalami luka ringan dalam kericuhan itu.
Selain itu, kata dia, terdapat beberapa pendukung PSIS yang harus mendapat pertolongan akibat menghirup gas air mata.
Adapun Pertandingan PSIS melawan Persis itu sendiri berakhir dengan skor 1-1.
Sumber : Kompas TV/Tribun Jateng/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.