YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) telah mengunjungi sejumlah korban luka berat, sedang, dan ringan di Tragedi Kanjuruhan.
Pertama, Fabianca Cheendy Chairun Nisa (14 tahun) yang mengalami pendarahan dalam mata, sesak napas, dan batuk-batuk, retina mata Febianca sampai detik ini tidak ada warna putihnya.
Tim juga menemui dua bersaudara Rafi Atta Dzia'ul Hamdi (14) dan kakaknya Yuspita Nuraini (25).
"Sang adik mengalami pendarahan dalam mata dan kakaknya sampai detik ini masih batuk dan sesak napas. Begitu juga M. Iqbal (16 tahun) yang juga mengalami pendarahan dalam mata seeta luka luka di kaki dan pinggang akibat terinjak-injak," tulis salah satu anggota TGIPF Akmal marhali yang diterima KOMPAS.TV, Minggu (9/10/2022).
"Sementara Ahmad Afiq Aqli asal Jember masih dirawat dengan mata merah, kaki dan tangan patah. Semua gara-gara gas air mata," lanjutnya.
Baca Juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Polri Kemenpora dan PSSI Duduk Bareng Revisi Aturan Keamanan Pertandingan
Sampai detik ini tercatat total korban 705 orang, terdiri dari korban meninggal dunia 130 orang, jumlah korban luka 575 orang.
Korban luka terbagi ke dalam tiga kategori, luka ringan sebanyak 567 orang, luka sedang 45 orang, dan luka berat sebanyak 23 orang.
Sementara korban yang masih menjalani rawat inap 36 orang.
Para korban luka harus menjalani perawatan intensif. Bukan cuma soal luka jasmani, tapi juga luka rohani.
Trauma healing menjadi salah satu yang menghantui. Karena itu, pihak-pihak terkait harus memberikan perhatian khusus.
Karena mereka korban hidup pastinya akan mengalami guncangan psikologis yang perlu pendampingan agar bisa menjalani hidup dengan normal.
Baca Juga: PERHATIAN! Polisi Minta Pelaku Tindakan Anarkis di Luar Stadion Kanjuruhan Segera Serahkan Diri
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.