'Il Divin Codino' (Ekor Kuda Ilahi) bisa dibilang menjadi pemain luar biasa turnamen sebelum laga final yang menentukan itu.
Dia menjadi penentu saat melawan Nigeria dan Spanyol sebelum mengamankan tempat Italia di Rose Bowl lewat dua golnya melawan Bulgaria.
Baggio bercerita, ia pun tak menyangka kenapa tendangannya justru melambung jauh di atas mistar gawang.
Baca Juga: Piala Dunia 2022 di Depan Mata, Simak Megahnya 8 Stadion Qatar yang Jadi Venue Pertandingan
"Ketika saya menuju ke posisi itu, pikiran saya cukup jernih,” kenangnya dalam otobiografinya, Una Porta Nel Cielo (A Goal In The Sky).
“Saya tahu (Taffarel) selalu menjatuhkan diri jadi saya memutuskan untuk menembak ke tengah, sekitar setengah jalan, jadi dia tidak bisa menghalau dengan kakinya."
“Itu adalah keputusan yang cerdas karena Taffarel menebak ke kirinya, dan dia tidak akan pernah mencapai tembakan yang saya rencanakan."
"Sayangnya, dan saya tidak tahu bagaimana, bola naik tiga meter dan melayang di atas mistar gawang," ucapnya.
Sesaat usai kegagalan tersebut, dia merasa sangat tersiksa. Bahkan Baggio mengaku tidak bisa melupakan momen terburuk dalam karier sepak bolanya itu.
“Saya merasa sekarat di dalam diri saya. Juga, saya memikirkan reaksi yang akan dialami oleh rekan senegara saya," kenangnya.
“Itu memengaruhi saya selama bertahun-tahun. Saya masih memimpikannya. Dan jika saya bisa menghapus momen dari karier saya, maka itu adalah momennya," pungkas Baggio.
Baca Juga: Kilas Balik Piala Dunia: Kala Sportivitas Korea Selatan Membuat Pemain Turki Meneteskan Air Mata
Sumber : FIFA.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.