"Kami membayar gaji untuk mengirim mereka bermain di tempat lain di tengah kejuaraan liga. Atau mereka menandatangani surat pernyataan bahwa untuk AFCON dan kejuaraan di Amerika Selatan (Copa America), saya tidak bisa membuat mereka tersedia untuk berpartisipasi," tuturnya.
Menanggapi komentar tersebut, Koulibaly sendiri tak mau ambil pusing. Dia mengatakan bahwa hal tersebut hanya penilaiannya sendiri dan tidak semua orang berpikiran sama dengannya.
"Anda tidak dapat berbicara tentang tim nasional Afrika seperti ini. Anda harus memiliki rasa hormat, dan sebagai kapten Senegal, itu bukan cara yang baik untuk berbicara," kata Koulibaly.
"Jika dia berpikir bahwa tim bisa bermain tanpa pemain Afrika, itu terserah dia. Tetapi saya pikir tidak semua orang memiliki ide yang sama seperti dia di klub, karena saya tahu pendukung mereka dan lainnya tidak berpikir seperti itu," ucapnya.
Piala Afrika memang sering dianggap remeh karena pelaksanaannya dilakukan di tengah musim, yaitu bulan Januari-Februari yang membuat klub harus melepas pemain kunci mereka selama kurang lebih sebulan.
Baca Juga: Cetak Sejarah di Piala Afrika, Timnas Senegal Disambut bak Pahlawan
Awal tahun ini, mantan bintang Arsenal Ian Wright melontarkan kritikannya karena banyak pihak yang tidak menghargai gelaran Piala Afrika.
"Apakah pernah ada turnamen yang lebih tidak dihargai daripada Piala Afrika?" tulis Wright di akun Instagram-nya.
"Tidak ada kehormatan yang lebih besar daripada mewakili negara Anda. Liputan itu sepenuhnya diwarnai dengan rasisme. Kami memainkan Euro kami di 10 negara di tengah pandemi dan tidak ada masalah sama sekali. Tetapi Kamerun, satu negara yang menjadi tuan rumah turnamen, menjadi masalah."
"Ada pemain yang ditanya apakah mereka akan menghormati panggilan ke tim nasional mereka. Bayangkan jika itu adalah pemain Inggris yang mewakili Three Lions. Bisakah Anda bayangkan kehebohannya?!" tukasnya.
Sumber : Mirror
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.