JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemilik yang juga presiden klub Napoli, Aurelio de Laurentiis, telah bersumpah bahwa klubnya tidak akan lagi merekrut pemain Afrika, kecuali mereka menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa mereka tidak akan bermain di Piala Afrika.
Pernyataan ini muncul hanya beberapa bulan setelah Kalidou Koulibaly - yang telah dijual ke Chelsea - memainkan peran inspirasional dalam membantu Senegal memenangkan turnamen, sementara gelandang Andre-Frank Zambo Anguissa juga ikut membintangi Kamerun.
Baca Juga: Klopp Ungkap Alasan Mane dan Salah Cepat Bugar usai Piala Afrika, 'Mereka Tidak Minum Alkohol'
Koulibaly dan Anguissa sama-sama melewatkan enam pertandingan untuk klub Serie A karena partisipasi mereka untuk negara mereka di turnamen, yang berlangsung pada Januari dan Februari musim lalu.
Duo Aljazair Adam Ounas dan Karim Zedadka juga merupakan bagian dari skuad Napoli sama seperti striker Nigeria, Victor Omishen.
Kepergian sejumlah pemain penting di tengah kompetisi itu membuat Napoli sempat meraih hasil buruk, salah satunya adalah tersingkir dari Coppa Italia oleh Fiorentina.
Akibat hal tersebut, De Laurentiis pun mengatakan dia tidak akan lagi merekrut pemain Afrika, kecuali berjanji untuk tidak bermain bersama negaranya di Piala Afrika.
"Cukup dengan pemain Afrika, kecuali mereka mau tidak bermain di Piala Afrika. Saya tidak akan membeli mereka lagi karena alasan ini," kata De Laurentiis di acara Wall Street Italia dikutip dari Mirror, Rabu (3/8/2022).
Baca Juga: Cerita Jurgen Klopp Soal Kesedihan Mo Salah, Kepikiran Kalah di Piala Afrika dari Sadio Mane Cs
"Kami membayar gaji untuk mengirim mereka bermain di tempat lain di tengah kejuaraan liga. Atau mereka menandatangani surat pernyataan bahwa untuk AFCON dan kejuaraan di Amerika Selatan (Copa America), saya tidak bisa membuat mereka tersedia untuk berpartisipasi," tuturnya.
Menanggapi komentar tersebut, Koulibaly sendiri tak mau ambil pusing. Dia mengatakan bahwa hal tersebut hanya penilaiannya sendiri dan tidak semua orang berpikiran sama dengannya.
"Anda tidak dapat berbicara tentang tim nasional Afrika seperti ini. Anda harus memiliki rasa hormat, dan sebagai kapten Senegal, itu bukan cara yang baik untuk berbicara," kata Koulibaly.
"Jika dia berpikir bahwa tim bisa bermain tanpa pemain Afrika, itu terserah dia. Tetapi saya pikir tidak semua orang memiliki ide yang sama seperti dia di klub, karena saya tahu pendukung mereka dan lainnya tidak berpikir seperti itu," ucapnya.
Piala Afrika memang sering dianggap remeh karena pelaksanaannya dilakukan di tengah musim, yaitu bulan Januari-Februari yang membuat klub harus melepas pemain kunci mereka selama kurang lebih sebulan.
Baca Juga: Cetak Sejarah di Piala Afrika, Timnas Senegal Disambut bak Pahlawan
Awal tahun ini, mantan bintang Arsenal Ian Wright melontarkan kritikannya karena banyak pihak yang tidak menghargai gelaran Piala Afrika.
"Apakah pernah ada turnamen yang lebih tidak dihargai daripada Piala Afrika?" tulis Wright di akun Instagram-nya.
"Tidak ada kehormatan yang lebih besar daripada mewakili negara Anda. Liputan itu sepenuhnya diwarnai dengan rasisme. Kami memainkan Euro kami di 10 negara di tengah pandemi dan tidak ada masalah sama sekali. Tetapi Kamerun, satu negara yang menjadi tuan rumah turnamen, menjadi masalah."
"Ada pemain yang ditanya apakah mereka akan menghormati panggilan ke tim nasional mereka. Bayangkan jika itu adalah pemain Inggris yang mewakili Three Lions. Bisakah Anda bayangkan kehebohannya?!" tukasnya.
Sumber : Mirror
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.