“Untuk itu klub harus lebih professional, bisa investasi dulu sebelum jadikan offisial klub. Apalagi untuk posisi signifikan dan penting bagi tim. Dan untuk itu, harus ada standar operasional prosedur untuk menentukan staf klub.
Baca Juga: Paguyuban Suporter Timnas: Kasus Dokter Gadungan Elwizan Aminudin adalah Skandal Sepak Bola Nasional
Seperti sebelumnya diberitakan KOMPAS TV, dr tim Arema juga menegaskan hal yang hampir serupa dengan Ignatius Indro terkait dengan pola rekrutmen dan manajemen klub.
Menurutnya, banyak pihak klub di Indonesia yang tidak tahu prosedur penerimaan offisial klub yang benar hingga akhirnya ia tidak kaget dengan kejadian seperti Elwizan Aminudin.
“Prosedur administrasinya (klub-klub Tanah Air) mengumpulkan Ijazah dokter, kebetulan si Amin (Elwizan Aminuddin) ini bikin ijazah palsu,” tutur dr. Nanang Tri Wahyudi SpKO kepada Kompas.com, dikutip Jumat (3/11).
Nanang pun memberi tahu, pada dasarnya, perekrutan di klub bola tak ubahnya perekrutan karyawan di sejumlah perusahaan. Nyaris tidak ada bedanya.
“Untuk tesnya, wawancara saja dan (melengkapi) berkas administrasi,” tambahnya.
Setelah itu, kata Nanang, baru pihak klub merekrut apakah cocok atau tidak dengan kebutuhan timnya.
Baca Juga: Cerita Dokter Gadungan Elwizan Aminudin di Timnas U-19: Berdoa di Ruang Ganti, Menangis di Bench
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.