TURIN, KOMPAS.TV - Juventus terancam dicoret dari Serie A jika mereka tetap menjadi bagian dari European Super League yang gagal bergulir.
Musim ini tampaknya jadi musim terburuk Juventus dalan 10 musim terakhir.
Selain gagal mempertahankan gelar Serie A karena kalah bersaing dengan Inter Milan, Juventus juga terancam tak bisa lolos ke Liga Champions musim depan.
Juventus baru saja menelan kekalahan memalukan 3-0 dari AC Milan, Minggu (9/5/2021).
Baca Juga: Kalah Telak dari AC Milan, Fabio Capello: Juventus Memalukan!
Melawan Milan yang juga memperebutkan posisi empat besar, Juventus dibuat tak berdaya dengan gelontoran tiga gol oleh Brahim Diaz, Ante Rebic dan Fikayo Tomori.
Hasil tersebut membuat Juventus terlempar dari posisi empat besar dan mau tak mau harus terus menang di laga aisa Serie A untuk menjaga harapan lolos Liga Champions musim depan.
Namun, perjuangan yang dilakukan Juventus bisa saja jadi sia-sia bola akhirnya mereka dicoret dari Serie A.
Masalah yang didapat dari Juventus ini terkait dengan keikutsertaan mereka di European Super League.
Baca Juga: Kans Juventus Lolos ke Liga Champions Menipis, Andrea Pirlo Ogah Mundur
Seperti yang diketahui, klub asal Turin itu bersama dengan Barcelona dan Real Madrid, belum menarik diri dari European Super League.
Atas dasar itulah, presiden federasi sepak bola Italia (FIGC) Gabriele Gravina mengatakan, akan mengeluarkan Juventus dari Serie A jika mereka tetap bertahan di European Super League.
"Jika Juventus tidak menghormati aturan, mereka akan dikeluarkan."
"Pada saat pendaftaran untuk tournament Serie A berikutnya, klub akan dikeluarkan jika mereka memutuskan untuk tidak mundur dari European Super League," ancam Gravina dikutip dari BBC, Selasa (11/5/2021).
Baca Juga: Hasil Juventus Vs Milan: si Nyonya Tua Tak Berdaya, Rossoneri Berjaya
Juventus pun bagai memakan buah simalakama. Mereka menyatakan berkomitmen penuh di Super League.
Namun, di sisi lain si Nyonya Tua akan dicoret dari Serie A jika mereka tetap bersikukuh tuk membuat turnamen baru itu.
"Kami semua sedikit lelah dengan tarik-menarik antara UEFA dan ketiga klub ini," kata Gravina.
“Saya berharap perselisihan ini bisa diselesaikan secepatnya. Saya berharap bisa menjadi penengah antara Juventus dan UEFA."
"Aturan memperkirakan non-partisipasi dalam kejuaraan kami jika prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh federasi dan UEFA tidak diterima."
"Itu tidak bagus untuk sepak bola internasional, sepak bola Italia, Juventus. Kami sudah mengatakan bahwa asosiasi sepak bola menghormati aturan," tutur Gravina.
Baca Juga: Presiden UEFA Pastikan 12 Tim European Super League Akan Dihukum
European Super League diumumkan pada 18 April lalu, namun berantakan dalam waktu 48 jam.
Klub-klub pendiri Europan Super League dari Inggris memutuskan untuk mundur setelah protes dari para penggemar dan tekanan pemerintah Inggris.
Sembilan klub yang mengundurkan diri dari kompetisi tersebut telah diberi hukuman finansial oleh UEFA.
Mereka telah setuju untuk memberikan kontribusi niat baik senilai 15 juta euro untuk memberi manfaat bagi sepak bola anak-anak dan akar rumput di seluruh Eropa.
Selain itu, Manchester United, Manchester City, Liverpool, Chelsea, Tottenham dan Arsenal, bersama dengan AC Milan, Inter Milan dan Atletico Madrid, juga berkomitmen pada badan pengatur sepak bola Eropa dan kompetisinya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.