JAKARTA, KOMPAS.TV – Penyelenggaraan Yonex All England 2021 menuai kontroversi setelah tim Indonesia terpaksa harus mundur karena berada dalam satu penerbangan dengan seseorang yang positif Covid-19.
Berdasarkan pengakuan pemain ganda putra Marcus Fernaldi Gideon, dalam penyelenggaraan All England di tengah pandemi Covid-19 ini, para pemain dan official tidak menjalani karantina. Mereka juga tidak diwajibkan untuk berada dalam ‘gelembung’ atau ‘bubble’ mereka sendiri.
Baca Juga: Hasil Final BWF Thailand Open 2021, Indonesia Raih Gelar di Ganda Putri
Kondisi ini berbeda dengan penyelenggaraan Thailand Open pada Januari lalu. Penyelenggaraan Thailand Open lebih tertib. Seperti dikutip dari website resmi Persatuan Bulutangkis Indonesia (PBSI), sebelum menjalani turnamen Thailand Open, pada atlet dan official wajib menjalani aturan terkait pandemi.
Dalam rangkaian turnamen Yonex Thailand Open 2021, Toyota Thailand Open 2021 dan BWF World Tour Final 2020, para atlet wajib menjalani karantina selama 14 hari. Selain itu, mereka hanya boleh berdekatan dengan sesama ‘gelembung’ atau ‘bubble’ mereka sendiri.
Dengan aturan yang jelas seperti ini, ketiga turnamen yang berlangsung di Thailand terselenggara dengan tertib dan lancar.
Baca Juga: Soal Indonesia Terpaksa Mundur dari Turnamen All England 2021, Ini Kata KBRI di London
Namun aturan penanganan pandemi dalam penyelenggaraan Yonex All England 2021 tidak seketat penyelenggaraan Thailand Open 2021. Tim Indonesia telah mengikuti aturan pemerintah Inggris dengan melakukan tes sebelum dan setiba di Birmingham, dengan hasil tes seluruh tim yang negatif Covid-19.
Tiba-tiba, tim Indonesia mendapatkan e-mail yang berisikan perintah karantina karena berada satu pesawat dengan seorang penumpang yang positif Covid-19, dalam penerbangan Turkish Airlines dari Istanbul ke Birmingham.
“Panitia (Badminton World Federation/BWF) menyampaikan tidak bisa berbuat banyak, karena ini merupakan aturan dari pemerintah Inggris. Saya sudah menyampaikan ke KBRI (di London) karena ini kaitannya government to government dan kami meminta kejelasan aturan yang ada dalam pandemi Covid-19,” ujar Ricky Subagja yang mewakili PBSI dalam Instagram resmi PBSI.
Baca Juga: PBSI Konfirmasi Neslihan Yigit yang Satu Pesawat dengan Indonesia tapi Tetap Tampil di All England
Aturan pemerintah Inggris yang merugikan tim Indonesia ini pun mendapat kritik dari para atlet.
“Jika mereka memiliki aturan yang ketat untuk memasuki wilayah Inggris karena Covid, BWF harusnya membuat bubble system yang menjamin keselamatan kami,” ujar Marcus di akun Instagramnya.
Menjadi pertanyaan jika penyelenggaraan turnamen di tengah pandemi, tidak memiliki standar yang sama. Jika turnamen Thailand Open 2021 berlangsung sukses dan lancar dengan aturan yang jelas, mengapa penyelenggaraan yang baik itu tidak dilanjutkan oleh BWF dalam penyelenggaraan Yonex All England 2021.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.