Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah data ekonomi makro seperti penjualan otomotif dan neraca dagang memburuk di bulan April.
Firasat resesi ekonomi, semakin mendekati nyata.
Pemerintah pun melipatkan anggaran pemulihan ekonomi sampai di atas 600 triliun rupiah.
Ekonom menghitung, konsumsi dan iklim bisnis, harus jadi prioritas pemulihan.
"Sense", atau firasat datangnya resesi ekonomi, semakin dirasakan pemerintah.
Buktinya, anggaran pemulihan ekonomi nasional, dinaikkan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, total anggaran untuk pemulihan ekonomi mencapai 641,2 triliun rupiah, atau dua lipat dari usulan pertama di angka 318 triliun rupiah.
Gejala jatuhnya ekonomi sangat dalam sudah ditunjukkan oleh sejumlah indikator makro.
Apakah lambatnya impor menjadi parameter baik untuk ekonomi? Belum tentu.
Sebab, ini adalah wajah kelesuan industri di dalam negeri, karena sebagian terpaksa berhenti.
Ekonomi memang harus diputar, tetapi bukan berarti "terserah" pihak tertentu saja.
Masyarakat luas, tetap bisa membantu ekonomi, dengan cara disiplin protokol kesehatan.
Tidak keluar rumah, jika tidak dalam kondisi genting.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.