Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
KOMPAS.TV - Pemerintah telah menginstruksikan kepada masyarakat Indonesia agar memakai masker saat berada di luar rumah. Hal ini sebagai salah satu upaya pencegahan penularan virus corona.
Bahkan, masker non-medis, seperti masker kain sangat disarankan untuk digunakan.
Sementara penggunaan masker medis, ditegaskan hanya untuk para tenaga medis yang berhadapan langsung dengan penanganan wabah Covid-19 ini.
Baca Juga: Masyarakat Wajib Gunakan Masker Tanpa Terkecuali!
Namun, kondisi ini justru berbanding terbalik dengan yang dilakukan Australia.
Melansir ABC News via Kompas.com, Kamis (9/4/2020), Wakil Pejabat Medis Tertinggi di Australia Profesor Paul Kelly justru mengatakan, masker sangat penting bagi tenaga medis.
Pada tahap ini, kata dia, tidak direkomendasikan untuk dipakai warga Australia.
Sebab, menurut Profesor Kelly, persediaan masker yang terbatas menjadi salah satu alasan belum diwajibkannya penggunaan masker secara umum kepada masyarakat.
Baca Juga: Jangan Salah! Seperti Ini Masker Kain 3 Lapis yang Disarankan Pemerintah untuk Tangkal Corona
Kurangi jumlah virus secara signifikan
Kendati demikian, dalam sebuah penelitian di Pusat Epidemiologi WHO di Hong Kong mengungkapkan bahwa masker medis terbukti secara signifikan mengurangi jumlah virus yang terdeteksi dalam partikel yang dilepaskan saat bernapas dan batuk.
Penelitian yang diterbitkan jurnal Nature Medicine tersebut menjelaskan bagaiman masker medis dapat mengurangi jumlah virus corona musiman.
Salah satunya virus yang menyebabkan pilek biasa, yang dilepaskan ke udara melalui pernapasan atau batuk.
Namun, dalam penelitian ini tidak mencakup virus corona baru, SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Profesor Benjamin Cowling, yang memimpin penelitian tersebut menyatakan, perlunya penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah masker dapat secara khusus mencegah penularan SARS-CoV-2.
"Pendapat saya, masker kain tetap memiliki efek. Tetapi mungkin lebih sedikit dari masker medis yang dikenakan dengan benar," imbuh Profesor Cowling.
Baca Juga: Sesuai Anjuran WHO, Pemerintah Wajibkan Pemakaian Masker!
WHO juga menyatakan masker wajib untuk digunakan oleh siapa saja yang mengalami gejala batuk atau demam, atau bagi mereka yang menangani kasus penyakit Covid-19 seperti saat ini.
Namun, WHO tidak menyarankan orang sehat memakainya dalam situasi sehari-hari.
Meski demikian, sejumlah bukti menunjukkan penyebaran virus corona yang menyebabkan Covid-19 sebagian besar disebabkan penularan virus oleh orang-orang yang tidak menunjukkan gejala (asimptomatik).
Karena itulah yang kemudian mendorong sebagian negara mewajibkan penggunaan masker, dengan asumsi untuk mencegah penyebaran virus corona, SARS-CoV-2.
Rupert Beale, spesialis infeksi di Francis Crick Institute di London menambahkan penelitian ini menunjukkan bukti kuat dan meyakinkan tentang penggunaan masker.
Yakni sebagai cara untuk mengurangi penularan beberapa jenis virus, termasuk dalam masa pandemi virus corona, Covid-19.
Baca Juga: Mulai 12 April 2020, Penumpang Tanpa Masker Dilarang Naik Transportasi Umum
"Mengenakan masker tidak sepenuhnya mencegah penularan (virus). Itu juga tidak berdiri sendiri, perlu kombinasi dengan tindakan lain, seperti social distancing," sambung Beale menanggapi upaya pencegahan penyebaran virus corona dengan penggunaan masker.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.