Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPASTV - Kerajaan Belanda menyampaikan permohonan maaf dan penyesalan terkait kekerasan yang dilakukan Belanda setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, 17 Agustus 1945.
Permohonan itu disampaikan langsung Raja Belanda Willem Alexander saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020).
Raja Alexander mengakui setelah kemerdekaan, masih terjadi perpecahan yang mengakibatkan banyak korban jiwa.
Baca Juga: Raja dan Ratu Belanda ke Indonesia, Kunjungi TMP Kalibata
Ia mengerti sejarah masa lalu memang tak bisa dihapus dan harus diakui oleh generasi selanjutnya. Raja Alexander juga menyadari bahwa luka dan kesedihan keluarga dari korban penjajahan masih terasa hingga saat ini.
Namun, kunjungannya ke Indonesia menjadi sebuah harapan dan tanda bahwa negara yang pernah berlawanan dapat tumbuh bersama. Kunjungannya ini sekaligus mempertegas kembali pengakuan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia secara politik dan moral sejak tahun 2005.
Pengakuan itu ditandai dengan kunjungan pertama pemerintah Belanda dengan diwakili Menteri Luar Negeri Belanda saat itu Bernard Bot.
"Selaras dengan pernyataan pemerintahan saya sebelumnya, saya ingin menyampaikan penyesalan saya dan permohonan maaf untuk kekerasan yang berlebihan dari pihak Belanda di tahun-tahun tersebut," ujar Raja Alexander.
Baca Juga: Ada Corona, Tapi Raja dan Ratu Belanda Tetap Datang. Indonesia Aman?
Raja Alexander menilai meski kedua negara memiliki sejarah masing-masing, namun ikatan antara Belanda-Indonesia akan semakin kuat.
Hal itu dinilai dari banyak pemuda Indonesia yang berminat mengenyam pendidikan di negeri kincir angin tersebut.
"Terlebih, ini juga terlihat dalam jalinan kerja sama erat antara kedua negara kita dalam bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, pengelolaan air, perlindungan alam dan iklim," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo menyatakan sejarah masa lalu memang tak dapat dihapus. Namun, menurut Jokowi, hal itu dapat menjadi pelajaran untuk membangun hubungan yang saling menghormati dan menguntungkan.
Baca Juga: Kunjungan Raja dan Ratu Belanda: Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi & SDM
"Saya ingin menyampaikan bahwa kita tentu tidak dapat menghapus sejarah, namun kita dapat belajar dari masa lalu. Kita jadikan pelajaran tersebut untuk meneguhkan komitmen membangun sebuah hubungan yang setara, saling menghormati, dan saling menguntungkan," kata Jokowi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.