Kompas TV nasional peristiwa

Fakta-Fakta Sekeluarga "Homicide-Suicide" di Ciputat, Lagi-lagi Pinjol dan Judol Jadi Pemicu

Kompas.tv - 8 Januari 2025, 14:43 WIB
fakta-fakta-sekeluarga-homicide-suicide-di-ciputat-lagi-lagi-pinjol-dan-judol-jadi-pemicu
Kondisi tempat kejadian perkara (TKP) penemuan tiga jenazah di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Minggu (15/12/2024). (Sumber: KOMPAS.com/RAMA PARAMAHAMSA)
Penulis : Tri Angga Kriswaningsih | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus tewasnya satu keluarga, yakni AF (31) selaku ayah, YL (28) selaku ibu, dan anak mereka AAH (3), terjadi di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Minggu (15/12/2024). Ahli psikologi forensik Maria Yulinda Ayu Natalia menyebutnya "homicide-suicide", yaitu ketika individu membunuh orang lain, kemudian bunuh diri. 

Bagaimana rangkuman faktanya? Simak di bawah ini. 

Kronologi Ditemukannya Jenazah  

Kapolsek Ciputat Timur Kompol Kemas Arifin  di Tangerang, Senin (16/12/2025), menyampaikan kronologi ditemukannya jenazah sekeluarga di Ciputat.

"Betul bahwa tangal 15 Desember 2024 hari Minggu, pada pukul 11.00, kami mendapatkan informasi adanya 3 orang yang dalam keadaan sudah tidak bernyawa," ujarnya. 

Setelah mendatangi TKP, ditemukanlah ketiga jenazah, yakni AF (31) selaku ayah, YL (28) selaku ibu, dan anak mereka AAH (3). 

"Berdasarkan keterangan yang didapatkan di TKP, saksi menjelaskan bahwa pada saat pertama datang ke lokasi, seperti biasa di rumah tersebut merupakan tempat di mana adanya saklar on off untuk menyalakan air, namun sudah diketok berkali-kali oleh saksi, namun tidak dibuka," papar Kemas. 

Lalu, saksi berinisiatif masuk melalui jendela. Setelah itu, barulah ia membuka pintu dari dalam dan mendapati ketiga jenazah. 

Dua jenazah ada di dalam kamar, sedangkan yang satu di dapur merangkap WC. 

Barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) di antaranya tali rafia, tali tambang, pakaian-pakaian korban, dan handphone 3 buah milik suami istri tersebut. 

Baca Juga: Soroti Kasus Bunuh Diri karena Judol dan Pinjol, CFDL Jelaskan Dampak Buruk Buta Huruf Digital

Pinjol dan Judol Jadi Pemicu  

Kapolsek Ciputat Timur juga  mengungkap motif bunuh diri sekeluarga di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Minggu (15/12/2024). 

"Hasil lab digital forensik dari tiga telepon selular yang ada di TKP, didapatkan telepon selular milik korban yakni AF (31). Ditemukan beberapa bukti akses terhadap aplikasi pinjaman online (pinjol), kredit online, dan situs judi online (judol)," katanya. 

Menurut keterangan Kemas, hasil penyelidikan forensik menunjukkan AF telah melakukan pinjaman dan kredit online sejak 2023 untuk bermain judi online.

"Didapatkan hasil di handphone milik korban AF, ditemukan beberapa bukti akses terhadap 15 aplikasi pinjaman online dan kredit online, serta empat situs judi online," katanya.

Korban juga sempat mengirimkan email ke Bank Indonesia terkait kesulitannya membayar pinjaman. 

"Korban AF ini bercerita di dalam email-nya bahwa sedang mengalami kesulitan untuk membayar pinjaman-pinjaman yang ada pada dirinya," jelas Kemas. 

Selain itu, di ponsel AF juga ditemukan aktivitas pencarian di internet mengenai metode pembunuhan, sehari sebelum insiden itu terjadi. 

Baca Juga: Psikolog Forensik: Utang dan Stres Finansial Bisa Sebabkan Bunuh Diri

AF Bunuh Istri dan Anak, Lalu Bunuh Diri

Dalam kasus ini, AF yang merupakan ayah di keluarga kecil tersebut membunuh istri dan anaknya terlebih dahulu, sebelum kemudian ia bunuh diri. 

Dari hasil visum korban, ditemukan adanya luka di leher dan kepala. 

"Keduanya (YL dan AH) disimpulkan adanya penjeratan. Sedangkan korban AF, ditemukan dengan luka di leher karena gantung diri," terang Kemas. 

Penyidikan Ditutup  

Polisi menghentikan penyidikan kasus ini karena pelaku (AF) bunuh diri. 

"AF kami tetapkan sebagai tersangka karena telah menjerat istri dan anaknya, tapi menjadi korban karena melakukan gantung diri. Proses hukum tidak bisa kami lanjutkan," ujar  Kemas Arifin.

Dari sisi lain, ahli pidana Suhandi Cahaya menyatakan, kasus ini telah mencapai titik di mana pelaku tidak dapat diproses lebih lanjut. 

"Karena pelaku utama telah meninggal dunia, maka berdasarkan Pasal 77 KUHP, proses hukum terhadap pelaku dihentikan dan kasus ini ditutup," kata Suhandi.

Baca Juga: Kata Polisi soal Dugaan 1 Keluarga Tewas Bunuh Diri di Ciputat Buntut Terjerat Pinjol

Hilang Nyawa Gara-gara Pinjol dan Judol 

Ahli psikologi forensik Maria Yulinda Ayu Natalia mengatakan, kasus kematian sekeluarga di Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, diduga kuat karena permasalahan ekonomi dan konflik rumah tangga.

“Kasus seperti ini sering kali memiliki latar belakang yang beragam, seperti kecemburuan, konflik rumah tangga, atau masalah keuangan. Dalam kasus ini, tekanan ekonomi tampaknya menjadi faktor utama,” kata Maria di Kantor Polsek Ciputat Timur, Pisangan, Ciputat, Selasa (7/1/2025).

“Permasalahan keuangan terlihat jelas di sini. AF memiliki akses yang intens ke situs judi online dan pinjaman online yang mengindikasikan kemungkinan kecanduan judi. Hal ini memicu tekanan ekonomi yang berdampak pada hubungan rumah tangga,” imbuhnya. 

Judi dan pinjaman online memicu tekanan psikologis pada AF yang akhirnya berakhir dengan homicide-suicide atau pembunuhan bunuh diri (terjadi ketika seorang individu membunuh orang lain, kemudian bunuh diri). 

Sebelumnya, psikolog forensik Reni Kusumowardhani juga pernah menyebutkan, hutang dan stres finansial bisa menyebabkan keinginan untuk bunuh diri. 

"Hutang dan stres finansial itu dapat memengaruhi kesehatan mental dengan cara yang kompleks," ujar Reni dalam program Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Selasa (17/12/2024). 

"Tekanan finansial itu dapat meningkatkan perasaan putus asa, depresi, dan kesepian, yang semuanya itu dapat meningkatkan risiko bunuh diri," tambahnya. 

Ketika menghadapi masalah yang terkait dengan hutang, apalagi yang besar, beban kognitif pada diri seseorang akan meningkat. 

Pikiran jadi terfokus pada bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya, muncul perasaan kewalahan yang mengakibatkan stres berkepanjangan dan perasaan putus asa.

"Ini (stres dan putus asa) bisa mengurangi kapasitas berpikir secara rasional atau mencari solusi yang lebih sehat," kata Reni. 

Maka dari itu, menurut Reni, penting bagi individu yang terjebak dalam siklus hutang atau kesulitan finansial untuk mencari dukungan emosional dan profesional yang tepat.

Selain itu, bagi masyarakat secara umum, Reni menganjurkan agar kita semua lebih peka dan mengenali tanda-tanda ketika seseorang berniat bunuh diri. 

Jika menemukannya, kita dapat mengulurkan tangan kepada mereka dan senantiasa membantu tanpa menyalahkan atau menyudutkan. 

"Penting diingat untuk kita semua bahwa perasaan yang mendalam seperti depresi atau keputusasaan sering kali dapat disembuhkan dengan dukungan yang tepat, bantuan dari orang lain, baik keluarga, teman maupun tenaga profesional," kata Reni. 

*Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

*Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.


 




Sumber : Kompas TV, Kompas.com, Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x