Baca Juga: [FULL] Penjelasan BPBD Jakarta Soal Modifikasi Cuaca Demi Cegah Ancaman Banjir
Kedua, aksi bersih pantai, yaitu membersihkan sampah di sepanjang pesisir untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan laut.
Ketiga adalah memberikan bantuan peralatan ekosistem pantai. Di sini dilakukan pemberian perahu karet sebagai alat untuk membantu masyarakat menjaga ekosistem pesisir dan menghadapi situasi banjir rob.
Keempat, bazar tukar sampah dengan sembako. Program inovatif ini mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah sekaligus memberikan manfaat langsung berupa sembako.
“Gerakan ini menjadi refleksi mendalam tentang urgensi menjaga lingkungan, terutama dalam menghadapi ancaman perubahan iklim yang semakin nyata,” ujar Thomas.
Ia menjelaskan, penanaman mangrove dan aksi bersih pantai tidak hanya berfungsi sebagai solusi lokal, tetapi juga sebagai bagian dari kontribusi global dalam menanggulangi krisis iklim.
Rombongan komunitas lintas agama yang dipimpin Thomas Djiwandono dan didampingi sejumlah pimpinan lintas kementerian dan lembaga itu harus menembus banjir rob untuk mencapai lokasi acara.
Baca Juga: Hadiri Diskusi Permata Bank, Ini Kata Wamenkeu soal Strategi Dorong Potensi Ekonomi
Kondisi ini menegaskan tantangan nyata yang dihadapi masyarakat pesisir sekaligus menjadi simbol penting semua pihak harus bersatu dalam menyelamatkan lingkungan.
Thomas menambahkan, melalui kolaborasi lintas agama, pemerintah, dan masyarakat, gerakan Peduli Muara Gembong diharapkan mampu menjadi langkah awal yang membawa dampak berkelanjutan bagi kelestarian pesisir Jawa dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bagi generasi mendatang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.