JAKARTA, KOMPAS.TV – Psikolog keluarga, Novita Tandry menyampaikan sejumlah hal yang perlu dilakukan oleh orangtua agar anak tumbuh baik tanpa tekanan namun tetap bisa diarahkan untuk masa depan yang baik.
Menurut Novita, jika berbicara tentang preventif atau pencegahan, maka orang tua harus memiliki ilmu parenting.
Ia menyampaikan hal itu dalam dialog Kompas Petang di KompasTV, Minggu (1/12/2024), membahas remaja yang membunuh ayah dan neneknya di Jakarta Selatan.
“Kalau kita bicara preventif, prevensi, pencegahan, orang tua harus punya ilmu parenting,” tuturnya.
“Punya anak itu adalah tanggung jawab dan pekerjaan yang paling sulit, kalau saya bisa katakan. Kalau kita betul-betul memaknai bagaimana menjadi orangtua, membangun hubungan keluarga yang sehat.”
Hal kedua yang harus dilakukan oleh orangtua adalah mengintervensi sejak dini jika ada konflik agar tidak berkepanjagnan.
“Lalu ajak anak untuk bicara, dengarkan mungkin lebih banyak, karena terkadang kita lebih banyak intervensi dengan bicara.”
“Tetapi Tuhan menciptakan dua mata, dua telinga, dan satu mulut. Terkadang kita harus mendengar lebih banyak, kita harus melihat, mengobservasi lebih banyak dan terkadang mulut terlalu banyak mengulang-ulangi hal yang sama,” ungkap Novita.
Kemudian, jika ada gangguan psikologis, penanganan serta intervensinya harus lebih cepat. Menurut dia, biasanya ada gejala atau symptom yang ditunjukkan, namun orangtua mengabaikan.
Saat ditanya, indikasi seperti apa yang bisa dilihat oleh orangtua, ia mengatakan, pada usia remaja, anak seringkali memiliki kecemasan yang tinggi, serta ada krisis identitas, dan pencarian jati diri.
“Mereka bukan anak-anak, mereka juga bukan orang dewasa, jadi ada hormonal yang berubah di sana. Kalau ada gangguan kecemasan, kecemasan, panic attack, kekhawatiran, kecemasan untuk masa depan, orang tua bisa memahami dan memperbaiki relasi kalau (relasi) itu sudah rusak sebelumnya.”
Selanjutnya adalah mencari pertolongan psikolog. Ia menegaskan bahwa mencari pertolongan psikolog bukan aib. Meski ada stigma buruk bahwa mencari bantuan psikolog dilakukan setelah kondisi parah.
“Setelah biasanya kronis baru mencari psikolog, biasanya sudah terlambat. Jadi manfaatkan hotline, manfaatkan profesional health untuk bisa intervensi sedini mungkin.”
“Kemudian pendidikan emosi, regulasi emosi, karena kalau berbicara tentang resolusi konflik, kita konflik setiap hari dalam hidup kita, konflik dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan konflik dengan siapa pun,” ungkap Novita Tandry.
Sebelumnya Kompas.tv memberitakan, polisi mengungkap pengakuan remaja berusia 14 tahun berinisial MAS, yang tidak bisa tidur sebelum membunuh ayah dan neneknya di daerah Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.
"Interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung dalam keterangannya, Sabtu (30/11).
Baca Juga: Begini Progres Rekapitulasi Suara Pilkada Jakarta 2024 |SERIAL PILKADA
MAS diduga membunuh ayahnya yang berusia 44 tahun dan neneknya 69 tahun pada Sabtu (30/11/2024) dini hari, di daerah Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.
"Hari ini ada peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang sementara diduga oleh anak dari korban. Korban ada dua, yang meninggal dunia bapaknya dan neneknya," kata Kapolsek Cilandak Kompol Febriman.
Tak hanya ayah dan nenek, remaja tersebut menusuk ibunya. Meski demikian, sang ibu berhasil selamat dalam kondisi luka berat, dan saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.