Kompas TV nasional peristiwa

Tren Cuaca Ekstrem Meningkat, BMKG Keluarkan Peringatan untuk Akhir September-Awal Oktober 2024

Kompas.tv - 27 September 2024, 07:52 WIB
tren-cuaca-ekstrem-meningkat-bmkg-keluarkan-peringatan-untuk-akhir-september-awal-oktober-2024
Ilustrasi. Warga melalui Jalan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, yang terputus karena tingginya genangan, Kamis (29/2/2024). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem untuk periode September-Oktober 2024. (Sumber: KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengidentifikasi tren peningkatan peristiwa cuaca ekstrem di Indonesia selama periode September-Oktober dalam lima tahun terakhir.

Fenomena ini bertepatan dengan masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, yang dikenal sebagai masa pancaroba.

Berdasarkan data BMKG dari tahun 2019 hingga 2023, terjadi lonjakan signifikan dalam jumlah kejadian cuaca ekstrem.

Pada bulan Juli, rata-rata tercatat sekitar 200 kejadian. Namun, angka ini meningkat drastis menjadi sekitar 300 kejadian pada September dan hampir mencapai 600 kejadian pada Oktober.

Baca Juga: Musim Pancaroba, BMKG: 35 Wilayah Waspada Potensi Hujan Lebat-Angin Kencang hingga 3 Oktober 2024

BMKG, melalui akun Instagram resminya, @infoBMKG, Selasa (24/9/2024), menyampaikan peringatan.

"Saat peralihan musim, potensi kejadian cuaca ekstrem dapat terjadi. Seiring beralihnya musim kemarau ke musim hujan, frekuensi kejadian cuaca ekstrem pun mengalami peningkatan," ungkap BMKG.

Penyebab Tren Cuaca Ekstrem Meningkat

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menjelaskan, penyebab utama peningkatan cuaca ekstrem di Indonesia, terutama pada akhir September hingga awal Oktober 2024, adalah aktivitas gelombang Rossby Ekuator dan Kelvin.

"Terprediksi aktif di sejumlah wilayah Indonesia," ujar Andri, Rabu (25/9/2024), dikutip dari Kompas.com.

Selain faktor tersebut, Andri menyebutkan pemanasan lokal yang kuat dan kelembapan relatif yang tinggi turut berkontribusi pada peningkatan cuaca ekstrem. Khususnya di wilayah Jawa, kondisi ini berpotensi mendukung pertumbuhan awan hujan.

Baca Juga: BMKG: Hujan Diprediksi Guyur Sebagian Wilayah Jakarta Hari Ini Jumat 27 September

BMKG telah memprediksi pada periode 24-30 September 2024, beberapa wilayah akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang dan petir.

Prediksi ini tidak hanya didasarkan pada aktivitas gelombang Rossby Ekuator dan Kelvin, tetapi juga mempertimbangkan keberadaan bibit siklon tropis 98W di Laut China Selatan.

Bibit siklon tropis 98W ini membentuk daerah pertemuan angin atau konfluensi yang memanjang di Laut China Selatan.

Selain itu, konfluensi juga terdeteksi di beberapa wilayah lain, termasuk Samudera Hindia barat Bengkulu, Laut Jawa, dan Laut Sulawesi.

Berikut prakiraan cuaca per wilayah untuk periode 24-30 September 2024 terkait potensi cuaca ekstrem:

  1. Bengkulu
    • Potensi: Hujan sedang hingga lebat, angin kencang, dan petir.
    • Faktor penyebab: Konfluensi di Samudra Hindia barat Bengkulu.
  2. Lampung
    • Potensi: Hujan sedang hingga lebat, angin kencang, dan petir.
    • Faktor penyebab: Pengaruh konvergensi dan bibit siklon tropis 98W.
  3. Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur
    • Potensi: Hujan sedang hingga lebat, angin kencang, dan petir.
    • Faktor penyebab: Konvergensi di pesisir selatan Jawa Timur hingga Jawa Tengah dan pengaruh bibit siklon tropis.
  4. Bali, NTB, dan NTT
    • Potensi: Hujan sedang hingga lebat, angin kencang, dan petir.
    • Faktor penyebab: Konvergensi di Laut Timor hingga NTT.
  5. Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan
    • Potensi: Hujan sedang hingga lebat, angin kencang, dan petir.
    • Faktor penyebab: Konvergensi di perairan timur Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Selatan.
  6. Kalimantan Barat hingga Laut Natuna, Kalimantan Utara
    • Potensi: Hujan sedang hingga lebat, angin kencang, dan petir.
    • Faktor penyebab: Konvergensi di pesisir barat Kalimantan Barat hingga Laut Natuna dan Kalimantan bagian utara.
  7. Papua Barat bagian selatan hingga utara
    • Potensi: Hujan sedang hingga lebat, angin kencang, dan petir.
    • Faktor penyebab: Sirkulasi siklonik di Samudera Pasifik utara Maluku Utara yang membentuk konvergensi di sekitar Papua Barat.

 




Sumber : Kompas TV, Kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x