"Status perlindungan itu biasanya spesies yang asli Indonesia yang dilindungi, dalam hal ini sebagai contoh Landak Jawa tadi. Itu juga satwa dilindungi di Indonesia," kata Febri dalam Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Selasa (10/9).
Lebih lanjut ia menjelaskan alasan hewan atau satwa masuk dalam yang dilindungi, diantaranya populasi yang menurun dratis, habitat menurun, serta perburuannya sangat masif.
Ia mengatakan, punahnya hewan langka nantinya dapat mengganggu ekosistem.
"Semua spesies memiliki hubungan ke lingkungannya, meskipun Landak Jawa bentuknya kecil namun berfungsi dalam ekosistem," ujarnya.
"Misalkan untuk pengendali serangga, pengendali spesies-spesies flora yang dimakan, misalkan mereka kan memakan jenis akar-akar tumbuhan liar. kalau tidak mereka kontrol pertumbuhan tumbuhan tersebut akan masif sehingga akan mengalahkan jenis-jenis yang lain," tuturnya.
Sebab itu, kata ia, jika sudah masuk spesies dilindungi oleh peraturan perundangan di Indonesia tentunya ada proses hukum bagi yang melanggarnya.
"Untuk memelihara, sebenarnya kita harus melihat jenisnya, apakah dilindungi atau tidak, atau jenisnya memang benar-benar tujuannya untuk dipelihara," ucapnya.
Baca Juga: Rieke Diah Pitaloka Gaungkan Keadilan untuk Nyoman Sukena, Bandingkan dengan Vonis Toni Tamsil
Adapun terkait hewan maupun tumbuhan yang masuk dalam daftar spesies yang dilindungi pemerintah dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
Diberitakan sebelumnya, warga Bongkasa Pertiwi, Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, I Nyoman Sukena didakwa jaksa penuntut umum dengan hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp100 juta karena memelihara landak jawa.
Landak jawa tersebut merupakan pemberian dari ayah mertua Sukena. Di mana saat itu, Sukena diberi dua landak jawa.
Saat dirawat Sukena, dua landak jawa tersebut berkembang biak menjadi empat ekor.
Dikutip dari Antara, Nyoman Sukena mengaku tidak mengetahui bahwa landak yang dipeliharanya merupakan satwa yang dilindungi.
Apalagi, ia sudah memelihara landak-landak itu selama hampir lima tahun.
Saat ini, Nyoman Sukena tengah ditahan atau dititipkan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kerobokan.
Sementara, empat ekor landak yang disita dari rumah Sukena saat ini dititipkan di BKSDA Provinsi Bali.
Sumber : Kompas TV/Antara.
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.