Pada 5 September, Paus Fransiskus akan mengunjungi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta, dua ikon simbol kehidupan harmonis antarumat beragama di Indonesia.
Kegiatan tersebut akan diakhiri dengan memimpin misa akbar di Gelora Bung Karno, Jakarta, yang diperkirakan akan dihadiri oleh ribuan umat Katolik dari seluruh Indonesia.
Setelah menyelesaikan kunjungannya di Indonesia, Paus Fransiskus akan melanjutkan perjalanan ke Port Moresby (Papua Nugini) dan Vanimo dari 6 hingga 9 September 2024, kemudian ke Dili (Timor Leste) dari 9 hingga 11 September 2024, dan Singapura dari 11 hingga 13 September 2024.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia disambut hangat oleh para pemimpin agama di Indonesia.
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Antonius Subianto Bunjamin menyatakan, kunjungan ini membawa misi kemanusiaan dan persaudaraan, yang diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai agen persaudaraan kemanusiaan di Asia.
Sementara itu, Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo menyampaikan bahwa Vatikan ingin belajar lebih banyak mengenai Islam di Indonesia, yang dianggap berbeda dari praktik di negara-negara lain.
Menurutnya, kehadiran Paus di Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta yang berdampingan merupakan simbol kehidupan harmonis di Indonesia.
“Karena Islam di Indonesia itu berbeda. Jadi itu menarik untuk saudara-saudara kita di Eropa, khususnya untuk Vatikan,” kata Suharyo.
Kunjungan ini menandai kali ketiga seorang Paus mengunjungi Indonesia. Sebelumnya, Paus Santo Paulus VI mengunjungi Indonesia pada 3-4 Desember 1970, disusul oleh Paus Santo Yohanes Paulus II pada 9-14 Oktober 1989.
Setelah 35 tahun, Paus Fransiskus akan melanjutkan tradisi ini dengan kunjungan apostolik ke Indonesia.
Baca Juga: Uskup Agung Jakarta Ungkap Pentingnya Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.