JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindaya mengungkapkan pemerintah bersiap meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis yang ambisius, dengan target menjangkau 82,9 juta penerima manfaat di seluruh negeri.
Program ini akan mencakup penerima manfaat yang luas, termasuk ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta pelajar dari tingkat PAUD hingga SMA, termasuk sekolah-sekolah keagamaan.
"Pada intinya Program Makan Bergizi ini akan diberikan kepada 82,9 juta penerima manfaat," ujar Dadan dikutip dari Antara, Selasa (20/8/2024).
Sementara Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan bahwa cakupan Badan Gizi Nasional harus melampaui sekadar pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis.
"Beliau inginkan agar Badan Gizi tidak cuma melaksanakan Program Makan Bergizi Gratis kepada anak sekolah, tapi lebih luas dari itu, utamanya budaya hidup sehat," lanjut Dadan.
Untuk memastikan efektivitas program, ia menegaskan akan dilakukan koordinasi menyeluruh dengan semua program terkait, termasuk posyandu, guna menghindari tumpang tindih pelaksanaan.
Langkah lain berikutnya adalah menyiapkan struktur organisasi dan regulasi yang diperlukan. Dadan mengungkapkan bahwa fokus utama saat ini adalah mempersiapkan segala sesuatu untuk pelaksanaan program yang dijadwalkan dimulai pada 2 Februari 2025.
Koordinasi lintas kementerian menjadi kunci keberhasilan program ini. Dadan menyebutkan bahwa akan ada kerjasama erat dengan berbagai instansi pemerintah, termasuk Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Sekretariat Negara, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Baca Juga: Tim Anies Baswedan Berkomunikasi dengan Parpol Seusai Putusan MK soal Ambang Batas Pencalonan
Presiden terpilih Prabowo Subianto melakukan revisi terhadap salah satu program unggulannya yang sebelumnya dikenal sebagai "makan siang gratis".
Dalam pernyataannya pada Kamis (23/5/2024), Prabowo mengklarifikasi bahwa istilah yang lebih tepat untuk program tersebut adalah "makan bergizi gratis untuk anak-anak".
Perubahan istilah ini bukan sekadar permainan kata, melainkan mencerminkan penyesuaian substansial dalam pelaksanaan program.
"Karena kalau anak sekolah dasar umpamanya masuk pagi, dia kalau nunggu makan siang kan terlalu lama. Jadi harus makan pagi. Ya kan?" jelas Prabowo dikutip dari Kompas.com.
Prabowo menyadari bahwa banyak siswa masuk sekolah sejak pagi dan pulang pada siang hari. Jika program makan gratis baru dilaksanakan siang hari, manfaatnya menjadi tidak maksimal karena sebagian besar siswa sudah pulang.
"Jadi kalau dia makan siang, itu terlambat," tambahnya.
Baca Juga: Jokowi Singgung Program Makan Bergizi Gratis di Pidato Nota Keuangan RAPBN 2025
Meski ada perubahan istilah, inti dari program ini tetap sama, yaitu menyediakan makanan bergizi gratis bagi anak-anak Indonesia.
Prabowo meyakini bahwa program ini akan memberi dampak positif bagi masa depan bangsa, terutama dalam mengatasi masalah kekurangan gizi pada anak.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.