JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Santoso angkat bicara soal insiden anggota Densus 88 Anti-teror Polri diduga menguntit Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
Menurutnya, insiden tersebut bukanlah perintah institusi, melainkan dilakukan oleh oknum tertentu dari Densus 99 Anti-teror Polri.
“Menurut saya, ini bukan institusi yang bergerak, dalam arti institusi Densus 88. Tapi, saya yakin ini hanya oknum dari anggota Densus 88 yang melakukan hal ini,” ujar Santoso di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2024).
Baca Juga: Buntut Densus 88 Kuntit Jampidsus, Kapolri akan Temui Menko Polhukam Hari Ini
“Sehingga harapannya tidak terjadi konflik antar institusi, baik kejaksaan maupun kepolisian dalam hal ini," sambungnya.
Santoso berasumsi bahwa penguntitan tersebut dilakukan atas inisiatif anggota dan bukan atas perintah dari perwira sendiri.
Pasalnya, Densus 88 memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang cukup ketat terkait penugasan. Akan sangat berisiko bagi jajaran komandan Densus 88 yang melakukan tindakan tersebut.
"Levelnya mungkin middle, gak mungkin dari atas. Kecuali, sudah perwira-perwira tinggi pasti itu terkait juga dengan elite di institusi itu. Tapi, kalau seorang prajurit atau apa saya yakin pasti itu hanya inisiatif sendiri," ujar Santoso, seperti dikutip dari Kompas.com.
Selain itu, penguntitan tersebut jelas menyimpang dari tugas utama Densus 88 yakni menangani masalah terorisme.
Baca Juga: Soal Isu Jampidsus Dikuntit Densus 88, Jokowi Sebut Sudah Panggil Jaksa Agung dan Kapolri
Diberitakan sebelumnya, Jampidsus Febrie Adriansyah dikuntit sejumlah anggota Densus 88 Polri di sebuah restoran di Jakarta Selatan, Minggu (19/5) pekan lalu.
Dikutip dari Kompas.id, dua orang yang mengetahui peristiwa itu bercerita bahwa kejadian itu sekitar pukul 20.00 WIB atau 21.00 WIB.
Aksi pengintaian tersebut kemudian diketahui oleh Polisi Militer yang telah ditugaskan mengawal Febrie semenjak Kejagung mengusut kasus korupsi timah senilai Rp 271 triliun.
Melansir Tribunnews, anggota Densus 88, Bripda IM terciduk saat membuntuti Febrie. Ia menyamar sebagai karyawan perusahaan BUMN dengan inisial HRM.
Berdasarkan informasi yang diterima, IM saat itu tengah menjalankan misi "Sikat Jampidsus."
Aksi tersebut tidak dilakukan oleh IM seorang diri. Ia diduga menjalankan misi tersebut bersama lima orang lainnya yang diduga dipimpin oleh seorang perwira menengah kepolisian.
Sumber : Kompas.com, Kompas.id, Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.