Menurutnya jika wacana ini benar-benar ingin diwujudkan, maka akan ada keprihatinan bagi presiden terpilih nanti.
Baca Juga: Puan Bantah Rumor Jokowi Pernah Minta Perpanjangan Jabatan Tiga Periode ke Megawati
Bila Prabowo ditetapkan sebagai presiden terpilih, wacana itu seakan-akan membuat Prabowo tidak dipercaya, mampu dan sanggup melanjutkan kerja Jokowi tanpa ada sosok Jokowi.
Begitu juga dengan Gibran. Kehadiran Gibran di samping Prabowo, sebagai perwakilan Jokowi, ternyata belum mampu membangun misi keberlanjutan berjalan.
"Pola pikir (sosok Jokowi harus tetap ada) ini berbahaya. Dalam sistem demokrasi kita tidak bisa menterjemahkan keberlanjutan itu dengan keberadaan seorang sosok. Itu khas otoriter," ujar Yunanto.
Lebih jauh Yunanto menilai pemikiran tersebut bisa membuat kegamangan dalam sistem tata negara dan politik bahkan berpotensi mengangkangi otoritas presiden.
Baca Juga: Sekjen PDIP Sebut Prabowo-Gibran Cerminan Jokowi 3 Periode, Ini Alasannya
Tidak menutup kemungkinan Jokowi yang dipercaya sebagai pemimpin koalisi besar, juga punya otoritas besar.
"Sekarang saja Pak Prabowo sudah dilihat dari dua kacamata. Satu melihat sepenuhunya sebagai seorang presiden, ada yang melihat setengah presiden karena setengahnya lagi kekuatan Jokowi. Jangan ditambah beban lagi dengan membuat koalisi permanen yang di situ ada Jokowi bahkan di atas partai-partai," ujar Yunanto.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.