Kompas TV nasional rumah pemilu

TPN Ganjar-Mahfud: Gonjang-ganjing Sirekap Tidak Perlu Terjadi jika Bawaslu Cepat Tanggap

Kompas.tv - 17 Februari 2024, 06:15 WIB
tpn-ganjar-mahfud-gonjang-ganjing-sirekap-tidak-perlu-terjadi-jika-bawaslu-cepat-tanggap
Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis saat ditemui di Djakarta Theater, 30 Desember 2023. (Sumber: Irfan Kamil/Kompas.com)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Vyara Lestari

"Kalau perlu dibentuk tim investigasi independen untuk itu. Ini Pemilu yang menentukan perjalanan bangsa kita setelah dua periode Presiden Jokowi. DPR punya kewajiban untuk bisa melakukan itu. Kalau ini dibiarkan, ini akan terjadi lagi di Pemilu yang akan datang," ujar Todung. 

Adapun aplikasi Sirekap yang digunakan KPU menjadi sorotan publik karena diduga perolehan suara yang dimasukkan ke dalam sistem tersebut tidak sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. 

Contohnya, suara pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di TPS 026, Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, tiba-tiba melejit dalam aplikasi Sirekap KPU.

Akun X @Yiyihuyyy mengunggah video yang menunjukkan perolehan suara Prabowo-Gibran dalam aplikasi Sirekap sebesar 720. 

Padahal, pada formulir C1, hasil penghitungan di TPS, Prabowo-Gibran memperoleh 80 suara.

Baca Juga: Bantah Kecurangan, TKN Prabowo-Gibran Bakal Kumpulkan Bukti Kemenangan Pemilu 2024

Pasangan capres cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan memperoleh 95 suara dan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 22 suara.

KPU RI mengakui terjadi sejumlah kekeliruan konversi hasil penghitungan suara di TPS ke dalam Sirekap. 

Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari mengatakan, sistem tersebut dapat mengenali kekeliruan konversi tersebut, meski tak menjelaskan berdasarkan apa mesin tersebut mengenali kesalahan tersebut. 

Menurut dia, sejauh ini, tingkat kesalahan konversi cuma 0,64 persen. 

"Ada 2.325 TPS yang ditemukan antara konversinya berbeda (dari) yang sudah diunggah 358.775 TPS," ujar Hasyim dalam jumpa pers, Kamis (15/2/2024), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Langkah Oposisi untuk 'Check and Balance' Demokrasi, Meminimalisir Penyalahgunaan Kekuasaan

"Bukan persentasenya yang ingin kami sampaikan, tetapi Sirekap mengenali kalau ada salah hitung atau salah konversi atau sistem kurang tepat membaca," sambung Hasyim. 


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x