JAKARTA, KOMPAS.TV - Tim Nasional Anies-Muhaimin sebut masih optimistis Pilpres 2024 berlangsung dua putaran. Oleh karena itu, pihaknya enggan membahas apakah akan bersikap sebagai oposisi atau koalisi 5 tahun mendatang.
Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Timnas Anies-Muhaimin Eka Gumilar dalam Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Jumat (16/2/2024).
“Bukan waktu yang tepat untuk membahas itu (oposisi atau koalisi) menurut saya, karena memang koalisi Amin masih optimis kita bisa menang dua putaran,” ucap Eka.
Bagi Eka, quick count atau hitung cepat hanyalah soal angka. Sementara di lapangan yang terjadi menurutnya dukungan masyarakat terhadap paslon Anies-Muhaimin begitu antusias.
Baca Juga: Rocky Gerung: Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Harusnya Berani Tolak Hasil Pemilu 2024
“Kalau quick count soal angka, tetapi di lapangan itu kan soal fakta. Kita ramai, sambutan masyarakat ramai, begitu antusias terhadap perubahan, dan menjadi aneh ketika hasilnya tidak sesuai harapan,” kata Eka.
“Paling tidak kita harus akui kalau memang Prabowo lebih tinggi nilainya atau hasil angka-angkanya itu bisa kita terima, tetapi kalau satu putaran, apakah dia juga ada sebarannya di 20 provinsi? Memenuhi ya untuk kemenangan itu, kita harus lihat dulu.”
Selain itu, kata Eka, pihaknya menilai quick count atau hitung cepat yang menghasilkan angka-angka perolehan bagi tiga paslon di Pilpres belum teruji kualitasnya. Sementara penghitungan yang dilakukan oleh KPU masih berjalan.
“Quick count itu baru menghasilkan angka-angka ya, dan angka-angka itu belum teruji secara kualitas dan betul nggak verifikasi terhadap angka-angka yang muncul itu,” kata Eka.
Baca Juga: Rocky Gerung soal Prabowo-Gibran Menang karena Silent Majority: Itu Dusta, karena Dihanyutkan BLT
“Saya mengusulkan justru supaya memang Pemilu ini berjalan damai seperti yang dikatakan aman, damai, maka beberapa pihak dirangkul untuk sama-sama melakukan IT forensik terhadap hasil yang diperoleh quick count.”
Di samping itu, Eka berharap Mahkamah Konstitusi benar-benar bisa bersikap adil ketika ada gugatan yang dilayangkan terkait hasil pemilu.
“Kalau memang misalkan kecurangan-kecurangan yang muncul itu nanti kita ungkap dan saya berharap betul-betul MK tidak hanya menjadi mahkamah kalkulator nanti, bisa melihat penekannya kepada pemilu yang jujur dan adil,” kata Eka.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.