JAKARTA, KOMPAS.TV - Perayaan Tahun Baru Imlek umumnya dimeriahkan dengan dekorasi berwarna merah dan emas, salah satunya, lampion.
Lampion memiliki peran penting dalam memeriahkan suasana selama perayaan Tahun Baru Imlek. Kehadirannya bukan sekadar ornamen, melainkan juga menjadi simbol kegembiraan dan semangat yang menyertai perayaan Imlek.
Dengan warna merah yang melambangkan keberuntungan dan emas yang melambangkan kemakmuran, lampion-lampion menciptakan atmosfer yang lebih hidup dan berseri, serta menambahkan keindahan visual yang khas pada perayaan Imlek.
Namun, perlu diketahui, penggunaan lampion selama perayaan Imlek, memiliki makna mendalam dan sejarah yang melibatkan tradisi kuno China.
Dikutip dari Grid.id dan Kompas.com, penggunaan lampion pada awalnya berasal dari praktik-praktik tradisional di China pada zaman kuno.
Pada malam perayaan Tahun Baru Imlek, masyarakat memanfaatkan lampion sebagai sarana untuk mengusir makhluk jahat dan mengundang keberuntungan.
Lampion-lampion ini dihiasi dengan berbagai gambar dan tulisan yang memiliki makna simbolis terkait dengan keberuntungan.
Baca Juga: Dua Lampion Raksasa, Tinggi Capai 4 Meter Siap Meriahkan Perayaan Imlek di Kubu Raya
Ternyata, penggunaan lampion telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat China sejak masa Dinasti Han (25-220 M). Pada masa lampau, lampion awalnya difungsikan untuk melapisi lampu atau sebagai sumber penerangan.
Lampion-lampion tersebut terbuat dari kertas tipis yang diberi rangka bambu untuk memberikan bentuk, dan kemudian dilengkapi dengan lilin sebagai sumber cahaya.
Fungsi awal lampion sebagai alat penerangan telah berkembang seiring waktu. Kini lampion telah menjadi simbol seni dekoratif dalam perayaan Tahun Baru Imlek dan berbagai upacara tradisional lainnya
Selain itu, lampion memiliki peran penting dalam kegiatan sembahyang yang dilakukan setiap tanggal 15 dalam bulan pertama kalender lunar.
Sembahyang dengan menggunakan lampion pada hari-hari tertentu, kemudian menjadi asal-usul dari perayaan Festival Lampion, yang diadakan menjelang perayaan Imlek, dan terus dipertahankan hingga saat ini.
Baca Juga: Jelang Imlek 2024, Perajin Tas Lampion di Blitar Kebanjiran Order
Dilansir laman Chinahighlights.com, penggunaan lampion mengalami transformasi menuju keperluan yang lebih modern sejak era Dinasti Tang (618-907).
Pada periode ini, masyarakat mulai mengadopsi lampion kertas untuk perayaan-perayaan yang bersifat lebih luas.
Contohnya, lampion digunakan sebagai ekspresi syukur atas kehidupan yang damai, negara yang kuat, dan berbagai hal lainnya.
Fungsi lampion yang semakin luas ini secara otomatis meningkatkan popularitasnya di seluruh penjuru China.
Lampion bukan hanya ornamen atau pajangan pada perayaan Tahun Baru Imlek, melainkan juga mengandung makna filosofis yang mendalam.
Berikut 4 makna lampion saat Imlek, yang diyakini dapat membawa keberuntungan atau hoki menurut masyarakat Tionghoa.
Lampion bukan sekadar dekorasi, tetapi juga simbol harapan akan kehidupan yang lebih baik dan penuh cahaya pada tahun yang baru.
Pada malam Tahun Baru Imlek, cahaya yang bersinar dari lampion-lampion memberikan representasi kuat tentang mengusir kegelapan dan kesialan.
Lampion biasanya dihiasi dengan lambang-lambang keberuntungan, seperti karakter China yang membawa pesan-pesan positif.
Masyarakat meyakini bahwa membawa lampion saat perayaan Tahun Baru Imlek, dapat membawa keberuntungan dan perlindungan dari energi negatif.
Baca Juga: Jelang Imlek, Kelompok Barongsai Vihara Girinaga memberikan pertunjukkan terbaik
Dalam tradisi Tionghoa yang kaya akan nilai-nilai keluarga, lampion tidak hanya dianggap sebagai elemen dekoratif, tetapi juga simbol yang mewakili kebersamaan dan kebahagiaan keluarga.
Pada perayaan Imlek, keluarga biasanya berkumpul dan membawa lampion bersama sebagai bagian dari tradisi yang membawa kebahagiaan.
Kegiatan ini menciptakan ikatan yang kuat di antara anggota keluarga, mencerminkan pentingnya hubungan sosial, dan menciptakan momen berharga yang dikenang dalam perayaan Tahun Baru Imlek.
Praktik meletakkan lampion di depan makam leluhur memiliki makna dalam budaya Tionghoa. Keluarga-keluarga tertentu menjalankan tradisi ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur mereka, serta mendoakan keberuntungan untuk keluarga mereka.
Sumber : Grid.id, Kompas.com, Chinahighlights.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.