JAKARTA, KOMPAS.TV - Panitia penyelenggara pentas teater yang dilakoni Butet Kartaredjasa mengklarifikasi dugaan intervensi dan intimidasi yang dilakukan anggota Kepolisian jajaran Polres Jakarta Pusat.
Sekretariat Kayan Production Indah menjelaskan, tidak ada intimidasi untuk melakukan penandatanganan surat pernyataan tidak ada unsur politik dalam pementasan seni.
Indah mengaku dirinya yang mengurus langsung proses perizinan pertunjukan teater yang bertajuk "Musuh Bebuyutan" produksi ke-41 forum budaya Indonesia Kita di teater besar Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 1 dan 2 Desember 2023.
Surat izin acara dilakukan sebelum acara pementasan, adapun proses surat pernyataaan tersebut sebagai bagian dari administrasi perizinan di kepolisian.
Adapun Kayan Production memiliki program bernama Indonesia Kita, dengan salah satu pendirinya Butet Kartaredjasa.
Baca Juga: Butet: Pertunjukan Panggung Kami Parodi Satire, Baru Ini Ada Surat Minta Tidak Ada Unsur Politik
Pentas teater itu menampilkan Butet Kartaredjasa sebagai aktor utama serta sastrawan Agus Noor yang berperan sebagai penulis dan direktur artistik.
"Saya memang yang melakukan pengurusan terkait surat-surat perizinan ke kepolisian. Lalu tidak ada intimidasi dalam penandatanganan surat tersebut," ujar Indah saat jumpa pers, Selasa (5/12/23).
Di kesempatan yang sama Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menjelaskan, kehadiran anggota dari jajaran Polres Jakarta Pusat untuk pengamanan dalam setiap acara pentas budaya di Taman Ismail Marzuki (TIM).
"Kegiatan-kegiatan masyarakat di wilayah Jakpus, baik itu berupa seni budaya dan sebagainya, tentunya kami harus menjamin bahwa kegiatan tersebut berlangsung dengan aman," ujar Susatyo.
Susatyo juga menegaskan tidak ada campur tangan pihak kepolisian termasuk ada intimidasi yang dilakukan anggota terhadap aktor maupun materi acara.
Baca Juga: Pemangku Adat Hingga Butet Kertaradjasa Dilibatkan Dalam Pengembangan Seni Budaya IKN
Anggota yang dikerahkan hanya sebatas pengamanan dan berkoordinasi dengan penyelenggara acara mengenai perizinan, petugas keamanan TIM dan pengaturan lalu lintas jika diperlukan.
Ditambahkan Wadirintelkam Polda Metro Jaya, AKBP Miko Indrayana, perizinan acara yang melibatkan banyak orang memang harus melalui kepolisian.
Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2017.
Perizinan itu, kata Wadir, juga telah selesai pada 13 November 2023 dan sudah diberitahukan kepada PT Kayan.
"Oleh karena itu pada tanggal 8 November 2023 PT Kayan menyampaikan permohonan izin proposal kegiatan berupa tontonan umum yang akan dilaksanakan di Taman Ismail Marzuki pada tanggal 1 dan 2 Desember,” ujar Miko.
Dalam website Indonesia Kita menjelaskan, pertunjukan teater serial 41 mengusung tema "Perebutan Tahta Dan Kuasan di Lakon Musuh Bebuyutan.
Baca Juga: Kompolnas Analisis Dugaan Intimidasi Polisi dalam Pertunjukan Teater Butet Kartaredjasa di TIM
"Musuh Bebuyutan" mengisahkan hubungan seorang pemuda dan seorang perempuan yang bertetangga dan berteman baik.
Namun sebuah peristiwa menjadikan keduanya berseteru dan berbeda pilihan politik.
Permusuhan keduanya merembet ke mana-mana, membuat situasi kampung menjadi penuh kasak kusuk.
Masyarakat menjadi terbelah sikap, ada yang mendukung si pemuda, dan ada juga yang mendukung si perempuan.
Situasi di perkampungan itu makin memanas ketika Lurah lama akan habis masa jabatannya, dan pemilihan Lurah baru akan dilangsungkan.
Akankah lurah lama tidak akan ikut "cawe-cawe" dalam pemilihan itu?
Pertunjukan panggung menampilkan gaya yang terinspirasi pada kesenian lenong.
Pilihan pemanggungan seperti ini untuk menggambarkan suasana perkampungan yang tenang dan akrab, tetapi kemudian menjadi penuh kehebohan.
Baca Juga: Sindiran Keras Mega soal Pemerintah Orde Baru, Pengamat Politik: untuk Jokowi sebagai Penguasa
Gaya pemanggungan lenong juga akan membuat panggung pertunjukan menjadi lebih penuh dengan kejenakaan.
Dengan kejenakaan itulah, segala intrik, konflik, dan suasana permusuhan bisa ditampilkan secara penuh humor, dengan sindiran isu-isu politik yang dikemas dengan menarik.
Peristiwa demi peristiwa yang menandai perseteruan, dikemas dengan gaya humor.
"Celetukan-celetukan spontan antara pemain dan penonton yang terjadi di pementasan lenong inilah yang membuat seni lenong bisa dikatakan sangat demokratis. Inilah yang ingin kita tampilkan di pertunjukan ini," ujar Agus Noor tentang lakon yang dia garap kali ini.
"Judulnya memang terkesan tegang ya, Musuh Bebuyutan. Namun inilah inti pertunjukan kali ini. Kami berharap, perbedaan pendapat itu tidak harus dijadikan permusuhan," sambung Agus Noor.
Butet Kartaredjasa juga menyampaikan harapannya bahwa melalui pertunjukan seni, masyarakat Indonesia bisa lebih tenang dan kalem menghadapi pesta demokrasi yang akan terjadi dalam beberapa bulan lagi.
Baca Juga: Respons Sekjen PDIP Hasto soal Tekanan Kekuasaan, Gibran: Tim Saya Juga Diintimidasi
"Saya berharap pertunjukan Indonesia Kita kali ini, bisa mengingatkan masyarakat bahwa proses demokrasi kita seperti pertunjukan lenong. Publik bisa memberikan pendapat, namun tetap saja para aktor di atas panggung akan mengikuti jalannya skenario," ujar Butet.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.