“Ya netralitas aja, selalu itu.”
“Jelang pemilu selalu netralitas dituntut bagi anggota TNI, itu sangat mudah kok untuk membangun netralitas. Karena apa? Disiplin TNI sangat kuat, sehingga perintah atasan selalu diikuti oleh bawahnya,” bebernya.
Sebelumnya, Jenderal Agus Subiyanto menjelaskan, jenjang jabatan dan kepangkatan di TNI terstruktur dengan baik, sehingga tidak mungkin personel TNI tiba-tiba menjabat posisi tertentu.
“Kalau di TNI jenjang jabatan dan kepangkatan itu sudah terstruktur dengan baik,” tuturnya, dikutip dari Breaking News Kompas TV.
Ia kemudian mencontohkan dirinya sendiri, saat akan menjabat sebagai Komandan Batalyon (Dan Yon) ia harus mengikuti pendidikan Susdanyon.
Demikian pula untuk menduduki jabatan lain, seperti Komandan Kodim, Komandan Korem, hingga Pangdam, selalu ada pendidikan yang harus diikuti.
“Mau jadi pangdam itu harus bintang dua eligible, jadi tidak bisa bintang satu langsung jadi pangdam, tidak bisa, jadi harus bintang dua eligible,” jelasnya.
“Seperti saya dulu mau Pangdam Danpapampres, itu promosi jabatan untuk menjadi Pangdam bisa atau kalau di Kostrad itu Pangdiv, Pangdiv I, II, III, itu bisa jadi pangdam.”
Hal yang sama harus ia lalui untuk menduduki jabatan KSAD. Selain pendidikan, personel TNI juga haru memiliki prestasi untuk menduduki sebuah jabatan.
Baca Juga: Gantikan Laksamana Yudo Margono, Jenderal Agus Subiyanto Dilantik Presiden Jokowi Jadi Panglima TNI
“Jadi jenjang kepangkatan itu seperti itu, jadi KSAD harus bintang tiga yang memang eligible dan strategis. Jadi tidak ujug-ujug, semuanya harus berprestasi juga,” tegasnya.
Diketahui, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melantik Jenderal Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono, Rabu (22/11/2023).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.