Kompas TV nasional rumah pemilu

Peneliti LSI Denny JA Jelaskan Sejumlah Penyebab Elektabilitas Prabowo-Gibran Meningkat di Survei

Kompas.tv - 20 November 2023, 20:12 WIB
peneliti-lsi-denny-ja-jelaskan-sejumlah-penyebab-elektabilitas-prabowo-gibran-meningkat-di-survei
Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berfoto bersama ketua KPU Hasyim Asyari saat pendaftaran capres dan cawapres di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023). Hasil survei dari LSI Denny JA menyebut elektabilitas Prabowo-Gibran meningkat, Senin (20/11). (Sumber: Tribunnews/Jeprima)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV – Ada sejumlah faktor penyebab meningkatnya elektabilitas pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden (Capres-Cawapres) RI nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada hasil survei terkini LSI Denny JA.

Peneliti LSI Denny JA Adjie Al Faraby menjelaskan, meski serangan yang ditujukan pada pasangan ini pasca putusan Mahkamah Konstitui (MK) tentang batas usia capres-cawapres, elektabilitas Prabowo-Gibran justru meroket.

Adjie kemudian menjelaskan sejumlah faktor yang menjadi penyebab meningkatnya elektabilitas tersebut.

“Pertama adalah, dari temuan survei yang kami olah, menunjukkan bahwa elektabilitas pribadi atau elektabilitas personal Prabowo justru meningkat,” kata dia dalam konferensi pers hasil survei tersebut, Senin (20/11/2023).

Pada Januari 2023, elektabilitas Prabowo di angka 25,4 persen, Mei meningkat menjadi 33,3 persen, Juni mejadi 34,3 peren, Juli di angka 38,2 persen, Agustus menurun jadi 36,2 persen, lalu  September kembali meningkat jadi 39,8 persen, Oktober di angka 36,5 persen, dan November menjadi 41,1 persen.

Baca Juga: Di Depan Prabowo, AHY Ungkap Syarat Menang Satu Putaran Pilpres 2024

“Elektabilitas Prabowo juga mengalami kenaikan di pemilih milenial, di bawah usia 40 tahun, mengalami kenaikan 4 sampai 5 persen.”

Pemilih milenial yang memilih Prabowo meningkat dalam dua bulan terakhir, yakni pada  sebanyak 36,9 persen, dan November naik di angka 41,6 persen.

“Kenapa meningkat? Karena pilihan Pak Prabowo untuk mengambil Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres,” tambah salah satu peneliti dari LSI Denny JA ini.

Gibran, lanjut Adjie, dinilai merepresentaikan sosok anak muda, dan mampu menjadi simbol yang bisa menarik pemilih milenial datang ke pasangan Prabowo-Gibran.

Kedua, tambahnya, adalah perubahan gaya pada Prabowo. Ketiga, meningkatnya popularitas Prabowo di kalangan wong cilik.

“Pemilih Prabowo yang tamatan SD ke bawah mengalami kenaikan dalam dua bulan terakhir. Pada Oktober 38,0 persen, dan November 2023 jadi 45,9 persen.”

Sementara peningkatan juga terjadi pada pemilih dengan penghasilan di bawah Rp2 juta, yakni 36,2 persen pada Oktober 2023 menjadi 40,8 persen pada November.

“Ini menunjukkan bahwa kekuatan Prabowo di pemilih kelas menengah ke bawah mengalami kenaikan.”

“Mengapa demikian? Kami melihat bahwa kampanye Pak Pabowo yang seringkali menegaskan akan melanjutkan program populis Pak Jokowi ternyata punya efek positif di pemilih kelas menengah ke bawah,” beber Adjie.

Faktor lain yang juga meningkatkan elektabilitas pasangan tersebut adalah mulai munculnya Gibran effect.

“Kita melihat, semakin diserang Gibran justru semakin populer.”

Pada Oktober 2023 popularitas Gibran di angka 69,4 persen dengan tingkat kesukaan 77,8 persen. Kemudian meningkat pada November 2023, yakni  popularitasnya di angka  87,1 persen, dan tingkat kesukaan 77 persen.

“Kritik dengan alasan politik dinasti, KKN, menyerang personal Gibran bahwa tidak kompeten, itu tidak memiliki dampak elektoral karena sisi positif Prabowo-Gibran lebih kuat.”

Baca Juga: Hasil Survei Indikator Politik Indonesia: 39,7 Persen Responden Pilih Pasangan Prabowo-Gibran

Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 40,3 responden memilih pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, kemudian 28,6 responden memilih Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan 20,3 persen responden memilih Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Survei itu digelar pada tanggal 6 hingga 13 November 2023, atau sesudah putusan Mahkamah Konstitusi dan penetapan calon oleh KPU.

“Metodologi sampling multistage random sampling, jumlah reponden 1.200 orang, teknik pengumpulan data dengan cara wawancara secara tatap muka, margin of error 2,9 persen,” jelas Adjie.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x