JAKARTA, KOMPAS.TV – Ada sejumlah faktor penyebab meningkatnya elektabilitas pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden (Capres-Cawapres) RI nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada hasil survei terkini LSI Denny JA.
Peneliti LSI Denny JA Adjie Al Faraby menjelaskan, meski serangan yang ditujukan pada pasangan ini pasca putusan Mahkamah Konstitui (MK) tentang batas usia capres-cawapres, elektabilitas Prabowo-Gibran justru meroket.
Adjie kemudian menjelaskan sejumlah faktor yang menjadi penyebab meningkatnya elektabilitas tersebut.
“Pertama adalah, dari temuan survei yang kami olah, menunjukkan bahwa elektabilitas pribadi atau elektabilitas personal Prabowo justru meningkat,” kata dia dalam konferensi pers hasil survei tersebut, Senin (20/11/2023).
Pada Januari 2023, elektabilitas Prabowo di angka 25,4 persen, Mei meningkat menjadi 33,3 persen, Juni mejadi 34,3 peren, Juli di angka 38,2 persen, Agustus menurun jadi 36,2 persen, lalu September kembali meningkat jadi 39,8 persen, Oktober di angka 36,5 persen, dan November menjadi 41,1 persen.
Baca Juga: Di Depan Prabowo, AHY Ungkap Syarat Menang Satu Putaran Pilpres 2024
“Elektabilitas Prabowo juga mengalami kenaikan di pemilih milenial, di bawah usia 40 tahun, mengalami kenaikan 4 sampai 5 persen.”
Pemilih milenial yang memilih Prabowo meningkat dalam dua bulan terakhir, yakni pada sebanyak 36,9 persen, dan November naik di angka 41,6 persen.
“Kenapa meningkat? Karena pilihan Pak Prabowo untuk mengambil Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres,” tambah salah satu peneliti dari LSI Denny JA ini.
Gibran, lanjut Adjie, dinilai merepresentaikan sosok anak muda, dan mampu menjadi simbol yang bisa menarik pemilih milenial datang ke pasangan Prabowo-Gibran.
Kedua, tambahnya, adalah perubahan gaya pada Prabowo. Ketiga, meningkatnya popularitas Prabowo di kalangan wong cilik.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.