Baca Juga: Begini Permintaan Maaf Gibran soal Video Ajakan Memilih Ganjar Pranowo
Ganjar juga menyebut contoh konflik lain yang ditangani dengan gaya pemimpin yang turun tangan: Brexit atau Brebes Exit. Istilah Brexit sendiri merujuk pada tragedi kemacetan puncak arus mudik Lebaran tahun 2016 di pintu Tol Brebes Timur atau Brexit yang menewaskan 17 pemudik yang sakit dan kelelahan.
Menyoal Brexit, Ganjar menyebut bahwa konflik pun sempat terjadi lantaran pembebasan rumah dan lahan yang berada di tengah jalan di Brebes belum selesai.
Saat itu, Ganjar melakukan pendekatan dengan mengundang tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat untuk membantu menyelesaikan pembebasan rumah di tengah jalan di Brebes.
Setelah pendekatan berhasil, permasalahan selanjutnya pun coba ditangani, yakni pembebasan lahan seluruhnya. Sebab, pemerintah pusat hanya membebaskan lahan yang dilewati pembangunan jalan tol. Sehingga, masih ada tanah milik warga yang tersisa yang tidak terbayarkan.
"Saya lakukan itu satu per satu. Mungkin tidak memuaskan, tetapi ketika persoalan tidak selesai, yang membuat persoalan (makin) besar, pemerintah tertinggi harus turun tangan. Minimal di wilayah itu, jangan pernah cuci tangan, harus turun tangan membereskan," ujar Ganjar disambut tepuk tangan peserta acara.
Baca Juga: Tragedi Tol Brexit 2016 Tidak Boleh Terulang, KPBB: Harus Ada Langkah Antisipasi Kemacetan
"Huss, enggak ada sepeda lho, ini," kelakar Ganjar untuk menghentikan tepuk tangan, yang disambut riuh tawa peserta.
Lebih lanjut, Ganjar kembali menekankan perlunya pelibatan masyarakat setempat dalam menyelesaikan konflik antara warga dengan pemerintah.
"Kemudian seperti Rempang dan sebagainya yang hari ini sudah terjadi, maka dalam konteks ini harus segera ada yang turun tangan. Cuma, ke depan bagaimana? Libatkanlah mereka, karena eksistensi mereka dalam kelompok kelas, faktanya ada," ujar Ganjar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.