YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo turut buka suara terkait konflik Pulau Rempang di Batam, Kepulauan Riau. Menurut Ganjar, pemimpin tertinggi harus turun tangan menyelesaikan masalah atau konflik itu.
"Pemimpin tertinggi harus turun tangan," tandas Ganjar dalam acara 3 Bakal Capres Bicara Gagasan di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa (19/9/2023) malam.
Pernyataan Ganjar dilontarkan usai mendapat pertanyaan tentang apa yang akan dilakukannya terkait konflik vertikal antara warga dengan negara, seperti misalnya konflik yang terjadi di Pulau Rempang, Batam.
Pertanyaan menyoal solusi konflik itu sendiri dilontarkan oleh Dosen Filsafat UGM RR. Siti Murtininingsih.
Ganjar menjelaskan, pemimpin tertinggi harus turun tangan untuk mengatasi konflik vertikal antara warga dengan negara.
Ia mencontohkan sikap dirinya yang harus turun tangan dalam mengatasi konflik pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah saat menjabat Gubernur Jawa Tengah (Jateng) pada 2013.
Baca Juga: Bahlil Janji Pemerintah Perhatikan Hak Kesulungan atau Hak Waris Warga Rempang
Padahal, diaku Ganjar, proyek tersebut sudah ada ebelum dirinya menjabat sebagai Gubernur Jateng.
"Ketika kemudian tidak selesai dan menjadi isu nasional, yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin, kamu sendiri yang harus turun tangan menyelesaikan, bukan orang lain," ujar Ganjar.
Ganjar menambahkan, dalam proses penyelesaiannya, dirinya menggandeng para kepala desa, tokoh-tokoh masyarakat dan agama di sekitar untuk mendalami permasalahan yang terjadi, hingga meminta pendapat serta masukan mereka.
Menurutnya, sering kali pemerintah merasa sombong menilai diri bak superman atau superwoman, seolah-olah keputusan top down adalah keputusan yang sudah benar.
"Itu salah," ucapnya menilai keputusan top down. "Pelajaran yang saya dapat dari Dr. Arie Sudjito (Dosen Departemen Sosiologi Fisipol UGM) saat pertama kali jadi gubernur, pertama, bagaimana partisipasi dan memberikan ruang (bagi) kelompok marjinal," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.