ACEH, KOMPAS.TV - Seorang pemuda bernama Imam Masykur (25) diduga menjadi korban pembunuhan oleh anggota Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres berinisial Praka RM.
Ibu kandung korban bernama Fauziah, mengungkapkan sosok anaknya Imam Masykur yang berasal dari Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh, itu.
Menurut Fauziah, anaknya Imam Masykur baru merantau meninggalkan tempat asalnya pada tahun lalu atau 2022 ke wilayah Tangerang Selatan, Banten.
Baca Juga: Anggota DPR Bakal Kawal Kasus Oknum Paspampres Diduga Culik dan Aniaya Warga Aceh hingga Tewas
Fauziah mengungkapkan anaknya selama merantau sempat bekerja pada pedagang kosmetik. Namun, belakangan Imam membuka kios sendiri. Dari sanalah, kata dia, kehidupan Imam mulai membaik.
“Empat bulan ini dia buka usaha (kosmetik) di daerah Tangerang Selatan,” kata Fauziah dikutip dari Kompas.com pada Minggu (27/8/2023).
Fauziah menjelaskan bahwa anaknya Imam Masykur sempat menelepon keluarga dan meminta agar menyerahkan uang tebusan sebesar Rp50 juta pada 12 Agustus 2023.
“Uang itu buat diserahkan karena dia diculik. Saya tidak tahu apa masalahya,” katanya.
Bahkan, Fauziah mengaku sempat berbicara dengan pelaku yang meminta uang tebusan puluhan juta rupiah itu. Kepada Fauziah, pelaku mengancam agar segera menyerahkan uang tebusan.
Fauziah yang menerima ancaman tersebut kemudian menyatakan menyanggupi permintaan uang tebusan itu dan meminta pelaku agar tidak memukuli anaknya.
“Dia bilang, kalau sayang anak, kirim duit Rp 50 juta. Saya bilang, iya saya kirim. Jangan dipukul anak saya,” kata Fauziah.
Baca Juga: Imam Diduga Dianiaya Paspampres, Ibu Korban: Apa Salah Anak Saya Pak Jokowi, Sampai Dibunuh
Fauziah melanjutkan, jika uang tebusan tidak dikirim, maka anaknya akan dibunuh oleh pelaku dan mayatnya dibuang ke sungai.
Setelah itu, Fauziah berusaha mencari uang yang diminta oleh pelaku. Namun, karena kondisi ekonominya yang pas-pasan dirinya tidak mendapatkan uang Rp 50 juta yang diminta pelaku untuk menebus anaknya.
Selanjutnya, pada 24 Agustus 2023 Fauziah kaget bukan kepalang setelah mendapat informasi bahwa anaknya sudah meninggal dan jasadnya ada di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Lebih lanjut, Fauziah mempertanyakan salah anaknya yang masih berusia 25 tahun itu hingga sampai diculik dan dianiaya hingga tewas oleh anggota Paspampres.
“Apa salah anak saya Pak Jokowi, sampai dibunuh oleh oknum pengawal bapak?” kata Fauziah dalam bahasa Aceh.
Fauziah karena itu mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mengawal kasus kematian anaknya. Sebab, anggota Paspampres tersebut bekerja di bawah satuan pengamanan presiden.
“Kami minta keadilan dari presiden,” ucap Fauziah.
Baca Juga: Danpaspampres: Anggota Paspampres yang Diduga Culik & Aniaya Warga hingga Tewas Ditahan Pomdam Jaya
Menurut Fauziah, anggota Paspampres yang membunuh anaknya Imam Masykur layak dihukum mati agar setimpal dengan perbuatannya.
“Seberat-beratnya harus dihukum dia (pelaku). Agar jangan ada lagi korban lain seperti anak saya di negara ini,” ujar Fauziah.
“Sampai anak saya meninggal saya tidak tahu salah anak saya apa. Saya harap ini musibah terakhir untuk anak bangsa ini, cukup saya dan anak saya yang merasakan sakitnya.”
Sementara itu, menurut keterangan keluarga korban, Said Sulaiman, Imam Masykur diculik dari sebuah toko kosmetik yang berada di daerah Rempoa, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten, pada 12 Agustus 2023.
Saat dibawa paksa Paspampres, kata Said Sulaiman, Imam sempat menghubungi keluarganya untuk meminta dikirimkan uang tebusan sebesar Rp 50 juta.
Agar pihak keluarganya percaya Imam diculik, Said mengaku sempat mendapat telepon dari korban dan video penganiayaan yang dialami Imam.
Baca Juga: Detik-detik Warga Diduga Disiksa Anggota Paspampres hingga Tewas, Pelaku Minta Tebusan Rp50 Juta
“Pelaku juga mengirimkan video penganiayaannya. Korban (Imam) tidak dapat dihubungi (setelah menghubungi meminta tebusan),” kata Said dikutip dari Kompas.id.
Menurut Said, video yang dikirimkan kepadanya terlihat kondisi Imam Masykur yang tengah disiksa oleh pelaku.
Said menuturkan Imam tidak berhenti menangis dan meminta keluarganya agar segera mengirimkan uang tebusan supaya tidak disiksa terus menerus.
Setelah mendapat telepon, Sid menuturkan korban tidak bisa dihubungi lagi dan juga tidak kembali pulang ke rumah.
Karena sebab itulah , Said bersama keluarganya melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya pada 14 Agustus 2023.
Setelah berhari-hari tidak mendapat kabar dari Imam, Said mengatakan, pihak keluarga kemudian mendapat kabar bahwa Imam telah tewas pada Kamis (24/8/2023).
Baca Juga: Anggota Paspampres Disebut Culik dan Aniaya Warga hingga Tewas, Ini Kata Danpaspampres
Selanjutnya, ia dan keluarganya mendatangi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, untuk mengambil jenazah Imam Masykur.
Adapun Jenazah Imam saat ini sudah dikebumikan di kampung halamannya pada Sabtu, 26 Agustus 2023.
Sumber : Kompas.com/Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.