Kompas TV nasional hukum

Kata Danpuspom TNI soal Pimpinan KPK Diteror usai Penetapan Tersangka Kepala Basarnas

Kompas.tv - 1 Agustus 2023, 05:05 WIB
kata-danpuspom-tni-soal-pimpinan-kpk-diteror-usai-penetapan-tersangka-kepala-basarnas
Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Marsekal Muda TNI Agung Handoko menyebut Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono sangat kecewa karena prajurit TNI Terjaring OTT KPK, Jumat (28/7/2023). (Sumber: KOMPAS.com/Syakirun Niam)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komandan Pusat Polisi Militer atau Danpuspom TNI Marsekal Muda TNI Agung Handoko membantah telah meneror atau mengintimidasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK usai penetapan tersangka Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi.

"Ah, enggak itu," kata Danpuspom TNI Marsda Agung menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di Mabes TNI, Jakarta, Senin (31/7/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Marsda Agung memastikan kasus suap yang melibatkan yakni Kepala Basarnas dan bawahannya, Koorsmin Kabasarnas Letkol Afri Budi Cahyanto bakal ditangani sampai tuntas.

"Bisa diikuti, bisa diikuti nanti," ucap dia.

Baca Juga: Tersangka Penyuap Kepala Basarnas Menyerahkan Diri ke KPK, Disebut Langsung Ditahan

Seperti diketahui, beberapa hari setelah KPK mengumumkan keterlibatan dua prajurit aktif TNI itu dalam tindak pidana korupsi di Basarnas, beberapa pimpinan KPK di antaranya Alexander Marwata dan Nurul Ghufron, menerima karangan bunga misterius.

Adapun isi pesan dalam karangan bunga itu bertuliskan ucapan selamat kepada mereka karena telah "memasuki pekarangan tetangga".

Pengirim karangan bunga itu, sampai saat ini masih belum diketahui orangnya berikut maksud dari isi ucapannya.

Ketua KPK RI Firli Bahuri saat ditanya mengenai karangan bunga itu menyampaikan dia menyerahkan itu kepada Polri.

"Hal ini sudah kami sampaikan kepada Kapolri. Begitu kami mendapat berita ada kiriman bunga, kami sampaikan kepada Kapolri,” kata Firli.

“Karena itu adalah tanggung jawab kepada Kapolri untuk mengungkap siapa yang menyuruh mengirim bunga, dari mana bunga itu dikirim, kapan dibuat, siapa pemesannya. Itu tugas Kapolri.”


Baca Juga: Sempat Keberatan, Puspom TNI Akhirnya Tetapkan Kabasarnas Jadi Tersangka Suap dan Langsung Ditahan

Dalam kesempatan yang sama, Firli saat ditanya pendapatnya terkait karangan bunga itu, dia memilih tidak menafsirkan isi ucapan.

"Saya tidak bisa mengatakan itu (intimidasi). Silakan Anda baca sendiri, maknai oleh Anda," kata Firli.

Dia menjelaskan bahwa pegawai KPK rentan menerima intimidasi karena tugas-tugasnya memeriksa dan menindak korupsi. Namun, Firli memastikan KPK telah mengantisipasi itu.

"Di internal kami menyampaikan, kita punya sistem bagaimana mengaplikasikan tombol darurat atau kita kenal dengan panic button. Pada prinsipnya, di mana pun pegawai KPK berada, dia dilengkapi dengan sistem keamanan," ujar Firli Bahuri.

Sebelumnya, pimpinan KPK mendapat kiriman bunga bernada misterius hingga mengaku diancam atau teror setelah penetapan Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi sebagai tersangka korupsi.

Diketahui, kiriman bunga itu berisi kalimat nyinyir. Namun, pengirimnya misterius atau tidak diketahui. Berdasarkan foto yang dilansir dari Kompas.com, tampak karangan bunga itu dikirim oleh orang tak dikenal yang menyebut dirinya sebagai “Tetangga”.

Karangan itu berisi pesan begini: “Selamat Atas Keberhasilan Bapak Alexander Marwata Memasuki Pekarangan Tetangga”. Karangan bunga itu disebut diletakkan di depan rumah.

Baca Juga: Nurul Ghufron Jawab Tuduhan Ikuti Akun Porno: Itu Pembunuhan Karakter, Saya Dikaruniai Istri Cantik

Kemudian, foto lainnya bertuliskan, “Selamat Atas Keberhasilan Anda Bapak Asep Guntur Rahayu Memasuki Pekarangan Tetangga”.

Adapun Alexander Marwata merupakan Wakil Ketua KPK yang mengumumkan status tersangka terhadap Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi dan bawahannya, Letkol  Afri Budi Cahyanto pada Rabu (26/7/2023).

Alexander Marwata mengungkapkan bahwa keduanya diduga telah menerima suap mencapai Rp88,3 miliar selama 2021 sampai 2023.

Saat dikonfirmasi, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron membenarkan bahwa pimpinan KPK mendapat banyak ancaman, teror yang menyangkut nyawa, hingga kekerasan, dalam beberapa hari terakhir ini.

Menurut Ghufron, pesan teror tersebut disampaikan orang tak dikenal melalui aplikasi WhatsApp maupun medium lain ke rumah pimpinan dan pejabat struktural KPK.

“Kami dalam beberapa hari ini sedang banyak mendapat tantangan dan ancaman teror nyawa dan kekerasan,” kata Ghufron dikutip dari Kompas.com pada Senin (31/7/2023).

Baca Juga: Respons Kasus Korupsi Kepala Basarnas Henri Alfiandi dan Letkol Afri Budi, Ini Kata Panglima TNI

“Disampaikan ke WhatsApp maupun karangan bunga yang dikirim ke rumah rumah struktural dan pimpinan KPK karena memberantas korupsi.”

 

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x