JAYAPURA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut bahwa situasi di Papua aman dan 99 persen tidak ada masalah.
Hal tersebut diucapkan Presiden Jokowi dalam keterangan persnya usai mengunjungi Waibu Agro Eduwisata di Kabupaten Jayapura, Papua, yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (7/7/2023).
Menurut kepala negara, semua pihak harus melihat Papua dari sisi positifnya dan tidak perlu membesar-besarkan permasalahan kecil yang ada.
"Enggak, kita jangan selalu (melihat negatif), kita harus selalu melihat yang positifnya. Anak-anak muda yang di industri kreatif, anak-anak muda yang kreatif ini harus dilihat positifnya. Jangan dilihat (negatif)," kata Jokowi.
"Karena memang secara umum, 99 persen itu enggak ada masalah. Jangan masalah kecil dibesar-besarkan. Semua di tempat, di manapun di Papua kan juga aman-aman saja," tuturnya.
Pernyataan Jokowi itu tidak terlepas dari apa yang dialaminya selama berada di wilayah Papua sejak Kamis (5/7/2023).
Bersama rombongannya, berbagai kegiatan mulai dari makan malam di restoran hingga acara Papua Street Carnival bisa dilalui secara aman dan lancar.
"Kita karnaval juga aman, kita ke sini juga enggak ada masalah. Ya kan. Kita malam makan di restoran juga enggak ada masalah. Jangan dikesankan justru yang dibesarkan yang negatif-negatif. Itu merugikan Papua sendiri," jelas Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Wali Kota Solo itu juga memberikan pandangannya mengenai pemekaran provinsi yang ada di Papua.
Baca Juga: Peresmian Papua Street Carnival 2023 oleh Presiden Jokowi, Usung Tema "Papua Ekstravaganza"
Menurutnya, dengan pemekaran tersebut, pemerintah daerah bisa memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat sekaligus mendorong percepatan pembangunan di Papua.
"Bayangkan (kalau) dulu. Ibu kota di Jayapura, yang di Merauke kalau ingin mendapatkan pelayanan dari provinsi datang, jauh banget," kata Jokowi.
"Ini sudah ada di Merauke di Papua Selatan bisa di Merauke, Boven Digoel, mana lagi empat kabupaten yang ada di Papua Selatan. Bisa dilayani di Merauke."
"Tidak usah ke Jayapura . Agar mempercepat pelayanan, mempercepat pembangunan," imbuhnya.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Papua kali ini dilakukan di tengah isu ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap pilot Susi Air Philip Mark Merthens yang disandera sejak 7 Februari 2023.
KKB pimpinan Egianus Kogoya sebelumnya telah melancarkan ultimatum kepada pemerintah dengan memberikan batas waktu negosiasi hingga Sabtu (1/7/2023).
Dalam ultimatum tersebut, KKB mengancam akan mengeksekusi pilot berkebangsaan Selandia Baru itu apabila negosiasi melewati waktu yang telah ditentukan.
Mengenai hal itu, Jokowi mengungkapkan, pemerintah terus bernegosiasi dengan KKB dan telah melakukan berbagai langkah untuk mencari solusi.
"Kita akan terus berusaha bernegosiasi. Sebetulnya banyak hal yang kita lakukan di sana, tetapi tidak bisa saya buka di sini," ujar Jokowi ketika memberikan keterangan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Senin (3/7/2023) lalu.
Baca Juga: Bertemu Jokowi, Murid SD di Papua Tanya Alasan Ibu Kota Negara Pindah ke Kalimantan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.