"95 persen kasus Antraks ini kontak fisik. Yang paling membahayakan kalau spora ini masuk ke saluran pernapasan. Begitu dihirup dalam waktu 24 jam bisa mengakibatkan kematian," ujarnya.
Baca Juga: Kemenkes Keluarkan Edaran Waspada Antraks di Yogyakarta, Kasus Terbaru 3 Meninggal 87 Positif
"Penularan Antraks dari konsumsi, kontak fisik dan terhirup, bakteri ini bisa sampai ke otak menyebabkan meningitis (radang selaput otak)," sambung Syamsul.
Adapun kasus kematian akibat Antraks ditemukan di di Gunung Kidul, Yogyakarta. Sudah tiga korban meninggal akibat penyakit yang disebabkan bakteri Bacillus Anthracis ini.
Satu dari tiga korban meninggal teridentifikasi Antraks berinisial WP (72) dan dua korban lainnya memiliki gejala terpapar Antraks.
Sedangkan hasil penelusuran Dinas Kesehatan Pemkab Gunung Kidul, ada 87 warga dinyatakan positif Antraks.
Tingginya kasus positif Antraks di Gunung Kidul ini lantaran warga memakan daging sapi sudah mati yang dibagikan ke warga.
Baca Juga: Gaduh Warga Meninggal usai Konsumsi Sapi yang Terjangkit Antraks, Simak Gejalanya pada Manusia
Menyembelih ternak yang sudah mati ini dipengaruhi tradisi Brandu yang kerap dilakukan warga saat ada hewan ternak mati atau sakit.
Brandu merupakan tradisi mengumpulkan iuran untuk diserahkan ke pemilik ternak yang mati atau sakit. Daging hewan itu lantas dibagikan kepada orang-orang yang mengumpulkan iuran.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.