JAKARTA, KOMPAS.TV - Pedagang sate di Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat bernama Widodo Cahya Putra (43) ditemukan tewas bersimbah darah, Kamis (29/6/2023).
Jenazah ditemukan dengan sejumlah luka tusuk di badannya.
Kapolres Metro Bekasi Kombes Dani Hamdani mengatakan usai ditemukannya jenazah, pihaknya langsung menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa tiga saksi yang masih memiliki hubungan darah dengan korban.
Selain para saksi, polisi juga turut mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk pisau yang digunakan pelaku untuk menusuk korban.
Berikut fakta-fatka pembunuhan tukang sate di Bekasi:
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Dani Hamdani menyebut pihaknya telah mengamankan pembunuh tukang sate tersebut.
Menurut penjelasannya, pelaku pembunuhan merupakan merupakan anak korban yakni Prada DR.
"Pelaku sudah diamankan," kata Kombes Dani Jumat (30/6), seperti dikutip dari Tribunnews.
Komandan Polisi Kodam Jaya atau Danpomdam Jaya Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar menyebut Prada DR menikam ayahnya menggunakan sangkur.
"Korban menikam tepat di bagian punggung sebanyak 5 kali," tutur Kolonel Isyad, Jumat.
Prada DR pelaku pembunuhan terhadap Widodo merupakan anggota TNI AD dengan pangkat Prajurit Dua (Prada).
Komandan Polisi Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar menyebut sebelum membunuh ayahnya Prada DR memang dalam proses pemecatan karena desersi.
Namun saat ini, kata Kolonel Irsyad, Prada DR telah resmi dipecat dari Dinas Militer.
Prada DR, kata dia, dikenai sanksi berupa pemberhentian tidak dengan hormat atau PTDH dari TNI.
Pemecatan terhadap DR dilakukan selain karena desersi, yang bersangkutanjuga membunuh ayahnya sendiri.
"Pelaku diberhentikan dengan tidak hormat dari satuannya karena terbukti melakukan pelanggaran berat," kata dia dalam keterangannya, Jumat.
Adapun saat ini, Prada DR sudah ditahan di Detasemen Polisi Militer Jaya 2 Cijantung untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca Juga: Pedagang Sate Ditemukan Tewas di Warungnya, Tubuh Korban Terdapat Luka Tusukan
Kapolsek Medan Satria Kompol Nur Aqsha Ferdianto mengatakan, pembunuhan dilatabelakangai oleh rasa kesal karena Prada DR tidak dipinjami uang oleh ayahnya sendiri yakni Widodo Cahya Putra yang merupakan ayahnya sendiri dan berprofesi sebagai tukang sate.
"Motif ataupun modus operandi yang melatarbelakangi pelaku melakukan (pembunuhan), yaitu pelaku meminta uang kepada korban, namun, tidak diberikan sehingga pelaku melakukan pembunuhan terhadap korban," ujar Kompol Nuraqsha, Jumat (30/6).
Adapun jumlah uang yang dimintai pelaku ke korban, Kompol Nur Aqsha menjelaskan bahwa pelaku meminta uang senilai Rp8 juta.
Komandan Polisi Kodam Jaya atau Danpomdam Jaya Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar menyebut tukang sate yang dibunuh anaknya sendiri yakni Prada DR saat Hari Raya Iduladha 2023, atau tepatnya Kamis (29/6) pagi.
"Kejadian berawal saat pelaku DR pulang ke rumah orangtuanya (Senin) tanggal 26 Juni untuk pinjam uang," kata Kolonel Irsyad, Jumat (30/6).
Prada DR, kata dia, meminjam uang kepada ayahnya untuk bekal mencari pekerjaan lantaran pelaku saat itu telah memasuki proses pemecatan dari satuannya di TNI AD karena desersi.
Namun, hal itu justru ditolak korban hingga akhirnya keduanya terlibat pertengkaran mulut alias cekcok dan tidak saling tegur sapa.
Hingga pada Kamis (29/6), Prada DR akhirnya nekat menghabisi nyawa ayahnya tersebut dengan menusuk berkali-kali.
"Pukul 06.00 WIB, pelaku masuk dalam kamar korban dan melihat ada sangkur di meja. Pelaku kemudian mengambil sangkur dan menikam korban," ucapnya.
"Korban menikam tepat di bagian punggung sebanyak 5 kali," sambung Kolonel Irsyad, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Tikam Ayahnya hingga Tewas, Pembunuh Tukang Sate di Bekasi Ternyata Anggota TNI AD
Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.