"Cita-cita mendirikan kembali negara khilafah yang dianggap bisa menyatukan umat Islam sedunia, namun dalam hubungan berhadap-hadapan dengan nonmuslim bukanlah hal yang pantas diusahakan dan dijadikan sebagai sebuah aspirasi," ungkap Mutasyar PBNU KH Mustofa Bisri atau Gus Mus, Selasa.
Baca Juga: Satu Abad NU, Warga Nahdliyin Padati Gelora Delta Sidoarjo!
"Piagam PBB dan PBB itu sendiri bisa menjadi dasar yang paling kokoh dan yang tersedia untuk mengembangkan fiqih baru guna menegakkan masa depan peradaban manusia yang damai dan harmonis," jelasnya.
Sejumlah pejabat negara juga tampak hadir dalam pembukaan satu abad NU yang digelar di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa kemarin. Termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Presiden Jokowi pun tampak ikut bernyanyi "Yaa Lal Wathan" dalam pembukaan tersebut.
Kasus pembunuhan sopir taksi online bernama Sony Rizal Taihitu (59) yang ditemukan tewas bersimbah darah di mobilnya di Depok, Jawa Barat terungkap.
Anggota Detasemen Khusus Antiteror atau Densus 88 bernama Bripda HS ditangkap oleh kepolisian atas kasus tersebut.
"(Pelaku) sudah ditahan," kata Kanit IV Subdit Resmob Polda Metro Jaya Kompol Tommy Haryono saat dikonfirmasi di Jakarta Selasa (7/2).
Baca Juga: Bripda HS Ternyata Ditangkap Langsung Densus 88 Usai Bunuh Sopir Taksi Online di Depok
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar turut buka suara terkait Bripda HS yang diduga nekat membunuh sopir taksi online bernama Sony Rizal Taihitu (59) itu.
HS atau Haris Sitanggang dikenal sering melakukan berbagai pelanggaran seperti menipu rekan hingga masyarakat sipil.
Tak hanya itu Haris Sitanggang juga kerap pinjam duit kepada temannya untuk digunakan bermain judi online. Ia juga memiliki banyak utang pribadi yang besar.
"Telah diberikan hukuman oleh pimpinan Densus," kata Kombes Aswin saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (7/2).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.