JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo memastikan sisi politik bukan jadi yang utama dalam reshuffle atau pergantian menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Hal utama yang menjadi evaluasi setiap menteri yakni kebijakan dan peforma kinerja.
"Yang utama memang performa kinerja bahwa ada sisi politiknya pasti juga ada, tapi itu bukan yang utama," ujar Jokowi usai menghadiri HUT ke-8 PSI di Djakarta Theater, Selasa (31/1/2023).
Presiden juga menyatakan sejauh ini kinerja para menteri di kabinet berjalan lanjar dan tidak ada hal yang mencolok. Namun bukan berarti, proses evaluasi tidak berjalan.
Baca Juga: Teka-Teki "Reshuffle" Kabinet, Rapat Tanpa Menteri dari NasDem Hingga Pertemuan Jokowi-Surya Paloh
Setiap perjalanan kebijakan, pastinya dilihat oleh Jokowi bagaimana peran para menteri menjalankan kebijakan tersebut.
Meski begitu, Presiden tidak menyatakan kapan waktunya menteri yang mendapat evaluasi diganti.
Saat disinggung Rabu Pon pada 1 Februari 2023, Jokowi hanya bisa meminta agar masyarakat menunggu kepastian pergantian menteri.
Diketahui selama ini, Rabu Pon menjadi hari yang dipilih Presiden Jokowi untuk melakukan hal penting.
Baca Juga: Jokowi Gelar Ratas soal Beras tanpa Syahrul Yasin Limpo, Budi Wasesa: Yang Diundang Cuma Bertiga
Sejak 2014, sejak Jokowi menjabat sebagai Presiden RI, terhitung pernah melakukan reshuffle kabinet sebanyak tujuh kali.
Uniknya, Jokowi hampir selalu melaksanakan reshuffle kabinet di hari Rabu. Teranyar dilakukan Jokowi pada tanggal 15 Juni 2022.
Kala itu ada sejumlah tokoh yang diangkat menjadi wakil menteri dan merombak menteri.
Seperti mengangkat mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang menggantikan Sofyan Jalil.
Kemudian Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan ditempatkan sebagai Menteri Perdagangan.
"Ya ditunggu aja besok, ditunggu saja, ditunggu saja besok," ujar Jokowi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.