JAKARTA, KOMPAS.TV - Aipda Monang Parlindungan Ambarita atau Aipda Ambarita, dikabarkan akan "turun gunung" kembali ke tim patroli jalanan Jakarta usai dimutasi di Humas Polda Metro Jaya pada 2021 lalu.
Selain Aipda Ambarita akan kembali ke bagian polisi patroli, Aiptu Zakaria alias Jacklyn juga akan kembali ke bagian reserse.
Hal itu disampaikan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran saat akan memberikan keterangan di rilis akhir tahun 2022 Polda Metro Jaya di Gedung Balai Pertemuan Metro Jaya (BPMJ) pada Sabtu (31/12/2022) lalu.
"Ambarita akan kembali ke jalan bersama Tim Perintas Presisi, Jack akan kembali ke Reserse menjadi Reserse humanis," kata Fadil.
"Sudah satu tahun setengah saya suruh bertapa mereka, mudah-mudahan dalam petapaannya menemukan sesuatu yang baru yang nantinya akan mengadah hati dan pikirannya untuk lebih melindungi, mengoyomi dan melayani masyarakat Jakarta," ujarnya.
Baca Juga: Berani Tolak Perintah Sambo, Ahli Psikologi: Ricky Mampu Menekan Agresivitas dari Lingkungan Sekitar
Melansir Kompas.com, Selasa (3/1/2023) Aipda Ambaria diketahui dimutasi karena dugaan pelanggaran (standard operating procedure) SOP saat bertugas pada akhir 2021 lalu.
Saat itu, Ambarita dinilai melanggar SOP karena memeriksa paksa ponsel milik seorang pemuda yang sedang berkumpul di malam hari.
Kabid Humas Polda Metro Jaya saat itu, Kombes Yusri Yunus, mengatakan pemeriksaan ponsel diperbolehkan, selama tidak melanggar SOP dalam bertugas.
Aipda Ambarita mulai dikenal khalayak umum dan viral karena YouTube pada tahun 2017. Saat itu dirinya memimpin Raimas Backbone
Raimas adalah singkatan dari pengurai massa yang bertugas mengurai, membubarkan, menceraiberaikan, dan melokalisasi massa yang melakukan tindakan anarki yang berpotensi mengganggu kamtibmas.
Ia bersama timnya kerap menyikat habis para orang-orang yang berpotensi melakukan pelanggaran hukum di Jakarta.
Tenar di dunia maya, akun Youtube Raimas Backbone memiliki jutaan subscriber dan ratusan ribu pengikut atau follower di Instagram.
Baca Juga: Saksi Ahli Kuat Ma'ruf Ungkap Lie Detector Bukan Salah Satu Alat Bukti
Saat itu, Ambarita mengatakan, uang hasil dari YouTube digunakan untuk uang makan dan merawat motor anggota.
"Bikin YouTube, menghasilkan uang. Itu buat kami makan. Dulu enggak ada uang makan dari kantor. Ada motor yang rusak, misalnya ganti tali kopling, itu uang dari YouTube," ucap Ambarita, 20 Oktober 2021 lalu.
"Karena lewat pengajuan dari kantor lama, sementara patroli jalan terus. Misal ban pecah, nunggu uang dari kantor lama, masak enggak patroli dulu? Enggak bisa," ujarnya.
Ambarita menjelaskan, mekanisme seperti ini sudah diketahui dan didukung oleh pimpinannya.
"Karena inisiatif seperti ini harus didukung, untuk kepentingan tim," kata Ambarita.
Sebelum menjadi polisi, Ambarita pernah ambarita pernah beberapa kali gagal tes Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) hingga sempat jadi tukang cat di Ancol.
Karir kepolisiannya dimulai saat dirinya lulus SMA pada 1995. Tes demi tes untuk masuk Akabri dilalui Ambarita.
Namun, saat itu Ambarita tidak berhasil meraih impiannya karena hasil tes terakhir menyatakan dirinya gagal.
Ia kemudian sempat ditawari ke Bintara Kostrad. Tetapi Ambarita menolak dan bertekad akan kembali mencoba tahun berikutnya.
Baca Juga: Saat Kapolda Metro Jaya Janjikan Aipda Ambarita-Aiptu Jacklyn Kembali ke Posisi Lama
Setahun kemudian, Ambarita mencoba mendaftar Bintara Polisi. Namun, sewaktu tes kesehatan, ia kelebihan berat badan.
"Pergilah saya ke Jakarta, tetapi tidak untuk kuliah karena saya tidak mau kuliah," tutur Ambarita.
Saat di Jakarta, Ambarita bertemu dengan teman kakak perempuannya. Ia kemudian ditawari kerja di perusahaan cat.
"Saya kerja di perusahaan cat di Ancol, Jakarta Utara, ditempatkan di laboratorium. Tugasnya membuat sampel warna," kata Ambarita.
Setahun bekerja di perusahaan cat, Ambarita didepak karena Krisis moneter 1997.
"Setelah itu, nganggur lagi," kata Ambarita.
Meski beberapa kali gagal tes hingga menganggur, Ambarita tidak menyerah pada mimpinya untuk menjadi polisi.
Saat melihat lowongan penerimaan siswa dikmaba PK Polri Tahun 1998-1999, Ambarita langsung kembali mengasah kemampuannya.
"Saya persiapkan lagi secara jasmani dan rohani. Sempat berpikir bagaimana kalau kecewa lagi? Nothing to lose," ujar dia.
Tes demi tes berhasil ia taklukkan hingga Polda Metro Jaya menyatakan dirinya lulus. Ia kemudian menjalani pendidikannya di Mojokerto, Jawa Timur.
"Setelah beberapa bulan menjalani pendidikan, saya resmi jadi polisi," ujar Ambarita.
Saat Dwifungsi ABRI dihapus, Ambarita kemudian pindah tugas ke Jakarta. Ia pernah bekerja di Reserse Polda Metro Jaya hingga Divisi Sabhara Polres Jakarta Timur.
Sumber : Kompas TV, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.