Kompas TV nasional update

Kronologi Temuan Pasien Polio di Aceh, Alami Demam hingga Pengecilan Otot Kaki

Kompas.tv - 20 November 2022, 10:16 WIB
kronologi-temuan-pasien-polio-di-aceh-alami-demam-hingga-pengecilan-otot-kaki
Ilustrasi demam pada anak. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Purwanto

Kemenkes mengungkap, masih ada penduduk yang menerapkan BAB terbuka di sungai. Selain itu, meski sudah tersedia toilet, lubang pembuangan rupanya langsung dialirkan ke sungai yang dipakai sebagai sumber aktivitas penduduk, termasuk tempat bermain anak-anak.

Maxi menyatakan, saat ini ada 415 kabupaten atau pun kota di 30 provinsi di Indonesia masuk dalam kriteria risiko tinggi polio.

Padahal, penyakit polio telah dinyatakan musnah atau eradikasi di Indonesia pada tahun 2014. Oleh karenanya, pemerintah menetapkan temuan polio di Aceh sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Baca Juga: Cakupan Vaksinasi Rendah, 30 Provinsi Indonesia Berisiko Tinggi KLB Polio

Ia menegaskan, temuan satu kasus polio di Aceh itu tak bisa disepelekan, karena Indonesia telah mendapatkan sertifikat eradikasi polio atau bebas polio sejak 2014. Sehingga, menurut Maxi, virus polio tipe 2 seharusnya tidak ada lagi.

Untuk itu, tim Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Kemenkes, WHO, dan Unicef melakukan sejumlah tindakan penting.

Sejumlah tindakan yang dilakukan itu di antaranya, pelacakan untuk mencari kasus lumpuh layuh lain di sekitar tempat tinggal kasus, pengambilan sampel tinja di wilayah terdampak untuk dilakukan pemeriksaan, dan pemeriksaan sampel air di tempat pembuangan dan survei cepat cakupan imunisasi.

Selanjutnya, tim tersebut akan memberikan imunisasi polio tambahan bagi semua anak usia 0-13 tahun di seluruh wilayah Provinsi Aceh sebanyak 2 putaran yang direncanakan akan mulai pada tanggal 28 November 2022.

Pihak terkait juga akan melakukan edukasi dan penggerakkan masyarakat untuk mencegah penularan virus polio. Masyarakat akan diberi sosialisasi mengenai pentingnya imunisasi rutin bagi anak serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama perilaku BAB di jamban.

Baca Juga: Stok Kosong, Sejumlah Anak Di Kabupaten Sorong Tak Terima Vaksin Polio Tetes

Sebagai informasi, penyakit polio sangat berbahaya bagi anak karena menyebabkan kelumpuhan. Penyakit akibat virus ini juga belum ada obatnya hingga sekarang.

“Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera melengkapi imunisasi rutin bagi anak-anak sesuai jadwal, dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” imbau Maxi.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x