KOMPASTV - Wajah pendidikan Indonesia belum bersinar. Masih banyak perbaikan yang perlu dikejar. Salah satunya masalah kekurangan guru. Sebagai solusinya, Pemerintah membuka seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK.
Namun, dalam seleksi itu, sejumlah masalah ditemui. Puluhan ribu guru honorer yang sudah lolos seleksi, nasibnya terkatung-katung. Seperti yang dialami Yuniana, seorang guru honorer di Kabupaten Bengkulu Utara yang sudah mengabdi selama 14 tahun. Dari tempat asalnya, Yuniana mengadukan nasibnya ke Pemerintah Pusat di Jakarta. Seperti apa kisahnya?
Mengapa pemerintah tak mampu mengakomodir para guru honorer yang telah lulus seleksi? Ikuti selengkapnya dalam program Berkas Kompas episode Nasib Guru Honorer PPPK bagian satu berikut ini.
Indonesia masih kekurangan 1,3 juta guru hingga tahun 2024. Salah satu sekolah yang mengalaminya adalah SMP Negeri 1 Cibungbulang, Kab. Bogor. Hampir 60% guru atau sebanyak 31 guru di sekolahan ini adalah tenaga honorer. Akibatnya SMPN 1 Cibungbulang harus menanggung beban penggajian dengan menggunakan dana BOS. Dua tahun berjalan, rekrutmen PPPK sebagai solusi permasalahan guru belum tampak. Ikuti laporan selengkapnya dalam program Berkas Kompas episode Nasib Guru Honorer PPPK bagian dua berikut ini.
Indonesia masih kekurangan 1,3 juta guru hingga tahun 2024. Salah satu sekolah yang mengalaminya adalah SMP Negeri 1 Cibungbulang, Kab. Bogor. Hampir 60% guru atau sebanyak 31 guru di sekolahan ini adalah tenaga honorer. Akibatnya SMPN 1 Cibungbulang harus menanggung beban penggajian dengan menggunakan dana BOS. Dua tahun berjalan, rekrutmen PPPK sebagai solusi permasalahan guru belum tampak. Ikuti laporan selengkapnya dalam program Berkas Kompas episode Nasib Guru Honorer PPPK bagian dua berikut ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.