"Kasus paling banyak ditemukan di Bali, Surabaya, Jakarta. Gelombangnya sudah mulai naik sekarang. Jadi dijaga dari sekarang," jelasnya.
Menkes juga menyampaikan ciri-ciri subvarian baru, yakni penularan yang cepat sehingga mengakibatkan adanya lonjakan kasus.
"Orang sudah divaksin, sudah kena, cepat juga tertular. Dan masuk RS (rumah sakitnya) juga sedikit di atas BA2.75 bulan Agustus kemarin," tegas dia.
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin memprakirakan, puncak penambahan kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi dalam kurun waktu 1,5 bulan dari sekarang.
"Dugaan kami, karena ini mulai terjadi (peningkatan kasus Covid-19), mungkin paling lambat dalam 1,5 bulan puncaknya kita capai," kata Budi dalam Rapat Kerja Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa (8/11).
"Saya rasa di Desember 2022 atau paling lambat Januari 2023, puncaknya bisa kita lihat."
Menurutnya, peningkatan kasus Covid-19 ini akibat adanya penularan subvarian Omicron XBB yang dinilai memiliki penularan lebih cepat dibanding subvarian sebelumnya, yakni BA.4 dan BA.5.
Bahkan menurut penjelasannya, subvarian baru Omicron, yakni XBB, sudah mendominasi di Indonesia sejak tiga minggu terakhir.
"Subvarian XBB cepat sekali dominasinya di Indonesia dalam tiga pekan terakhir ini," ujarnya.
Baca Juga: Menkes Prediksi Puncak Kasus Covid-19 di Indonesia: Paling Lambat Januari 2023
Sumber : Kompas.TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.