Severity: Notice
Message: Undefined offset: 1
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 265
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 265
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - "Kita bersaudara hari ini dan selamanya." Kata-kata itu berkumandang dari ribuan suporter PSIM Yogyakarta, Persis Solo, dan PSS Sleman yang memenuhi kompleks Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Selasa (4/10/2022) malam.
Ketiga kelompok suporter yang bertahun-tahun berseteru itu berkumpul untuk mendoakan korban Tragedi Kanjuruhan.
Menurut pantauan Tribunnews, salat gaib dan doa bersama untuk 131 jiwa yang berpulang di Malang berlangsung khidmat.
Peristiwa tragis di Kanjuruhan, salah satu tragedi paling memilukan sepanjang sejarah sepak bola, menjadi tonggak awal basis-basis suporter besar di DI Yogyakarta dan Surakarta untuk berdamai.
Suporter PSIM, Persis, dan PSS sepakat menghapus rivalitas kelam dan menyongsong era perdamaian.
Selain sepakat berekonsiliasi, para suporter juga menyuarakan tuntutan kepada pihak berwajib agar mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan.
Pertemuan guyub di Mandala Krida ini berlangsung sekira satu setengah jam, antara pukul 19.00 hingga 20.30 WIB.
Baca Juga: Viral Oknum TNI Tendang Suporter di Kanjuruhan, Panglima TNI: Janji Akan Ditindak Tegas!
Sore hari sebelumnya, ratusan suporter Persis bertolak dari Stadion Manahan untuk melawat ke Mandala Krida. Menurut pantauan Kompas.com, para suporter berkumpul di Plaza Stadion Manahan sejak pukul 15.00 WIB.
Agung Warshope, dirigen Pasoepati, menyebut peristiwa tragis di Malang menjadi pengingat bahwa kejadian terkait sepak bola yang memakan korban bisa terjadi di mana saja.
"Walaupun kemarin di Malang sebenarnya juga bukan bentrokan antarsuporter, tapi kita mikir kalau seperti ini terus mungkin bisa terjadi di Solo, di Yogya, atau di manapun tempatnya. Kita mulai menurun ego masing-masing, kita mulai membuka diri agar tidak kejadian di kota-kota lain," kata Agung dikutip Kompas.com.
"Yang jelas kita enggak ingin ada lagi korban di sepak bola. Sepak bola harusnya bikin kita happy, senang-senang, hiburan rakyat. Kita meminimalisir kejadian besok-besok jangan sampai ada korban lagi," lanjutnya.
Rombongan suporter Persis tersebut kemudian tiba di Mandala Krida, membaur dengan suporter PSIM dan PSS.
"Jogja-Solo kita saudara. Jogja-Solo kita saudara. Hari ini dan selamanya," teriak ribuan suporter dari tiga warna di Mandala Krida.
"Kita saudara hari ini dan selamanya." Demikian ikrar para suporter yang berupaya menurunkan ego rivalitas demi sepak bola tanpa korban manusia.
Baca Juga: Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan, PBNU Gelar Istigasah dan Berikan Santunan ke Keluarga Korban
Sumber : Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.