Lantas, presenter KOMPAS TV Bayu Sutiyono bertanya, seberapa besar efek kakak asuh di kepolisian? Serta dalam hal apa senioritas harus dihormati?
Bambang menerangkan, dalam amatannya, secara sistem peraturan sudah bagus dengan adanya merit sistem dan asesmen untuk kenaikan jabatan di kepolisian. Namun, yang ia temukan di lapangan sebaliknya.
Banyak yang justru menggunakan kakak asuh-adik asuh ini malah terkait dengan kepentingan di luar kerja kepolisian.
"Ini mematikan (potensi yang lain), padahal jika sistem berjalan baik, maka benar-benar bagus gitu. Kakak-asuh adik asuh ini sebenarnya sangat bagus ya, karena ada kedekatan dan saling bantu," ujarnya.
"Fakta di lapangan lebih hubungan pragmatis, promosi jabatan dan kepentingan di luar kerja," ujarnya.
Lantas ia menyebutkan contoh soal gaya hidup sebagian oknum polisian yang hedon. Yang sayangnya, diduga juga diikuti oleh kakak asuh dan adik asuh ini.
"Misalnya soal gaya hidup hedon. Mereka gabung, punya kepentingan pragmatis mengumpulkan pundi-pundi misalnya, Karena sistem tidak jalan," ujarnya.
Baca Juga: Eks Kabareskrim Cerita Tradisi Kakak Asuh di Polri: Timbul Loyalitas, Sisihkan Potensi Lain
Sebelumnya seperti diberitakan, Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengaku belum mendapatkan infromasi terkait dugaan keterlibatan kakak asuh dari Irjen Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
"Belum terinformasi," kata Dedi, Kamis (22/9/2022) dilansir dari Kompas.com.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.