Kompas TV nasional hukum

Soal Jumlah Penembak Brigadir J, Ketua Tim Dokter Forensik: Kalau Berapa, Saya Tidak Bisa Jawab

Kompas.tv - 22 Agustus 2022, 19:16 WIB
soal-jumlah-penembak-brigadir-j-ketua-tim-dokter-forensik-kalau-berapa-saya-tidak-bisa-jawab
Ketua tim dokter forensik yang melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, Ade Firmansyah, mengatakan tidak dapat mengetahui jumlah penembak Brigadir J. (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV – Tim dokter forensik yang melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, tidak dapat mengetahui jumlah penembak Brigadir Yosua.

Penjelasan itu disampaikan oleh ketua tim dokter forensik, Ade Firmansyah Sugiharto, di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin (22/8/2022).

Menurut Ade, hasil autopsi ulang menunjukkan terdapat 5 peluru masuk serta 4 peluru keluar di tubuh Brigadir J. Selain itu, tidak ditemukan luka selain luka tembakan.

“Jadi kalau berapa penembak, saya tidak bisa jawab, kami bukan saksi mata. Tapi memang dari luka-luka yang ada, itu tadi, ada lima luka tembak masuk dan empat luka tembak keluar,” tuturnya, dikutip dari video Kompas TV.

Baca Juga: Ngaku Sempat Ketemu Sambo, Choirul Anam Sebut Sambo Cuma Nangis di Hadapannya!

“Ada dua luka yang fatal, yaitu luka di daerah dada dan kepala,” imbuh Ade yang juga menjabat sebagai ketua umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).

Selain tidak mengetahui jumlah penembak, Ade juga menyebut pihaknya tidak mengetahui jarak tembak terhadap Yosua.

Sebab, ciri-ciri luka yang ditemukan pada tubuh Brigadir J pada saat autopsi kedua sudah tidak segar lagi. Terlebih, jasad Brigadir J sudah pernah diautopsi sebelumnya.

“Pasti jenazah pada saat autopsi pertama sudah dibersihkan dan segala macamnya.”

“Bentuk luka lecet ataupun yang kita temukan pada luka tersebut juga warnanya sudah tidak sesuai lagi dengan yang asli, sehingga kita tidak bisa menentukan, memperkirakan apakah ini sebagai luka tembak jarak jauh, jarak dekat, atau sangat dekat,” urainya.

Ade juga memastikan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan lain di tubuh Yosua selain kekerasan akibat peluru tembakan.

“Tidak ada kekerasan di tempat lainnya, saya bisa pastikan di sini, dengan penelitian kami, tidak ada kekerasan selain kekerasan senjata api.”

“Kalau luka yang ada di tangan, seperti yang kami katakan, itu adalah alur lintasan anak peluru ya."

Dia menegaskan, peluru dapat menembus bagian tubuh kemudian keluar kembali dan menyerempet organ tubuh lainnya.

“Luka bagaimana anak peluru itu masuk ke dalam tubuh, kemudian keluar serta mengenai organ tubuh lainnya, termasuk di jarinya.”

Sebelumnya diberitakan Kompas TV, kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, menduga pelaku pembunuhan terhadap Yosua lebih dari satu orang.

“Ada yang berperan pistol, ada yang berperan memukul, ada yang berperan melukai dengan senjata tajam, bahkan mungkin dengan sangkur atau dengan laras panjang gitu loh,” sebutnya dalam Breaking News Kompas TV, Senin, 18 Juli 2022.

Pada awal kasus ini mencuat, Kapolres Jakarta Selatan nonaktif, Kombes Budhi Herdi Susianto, sempat menjelaskan penyebab luka pada jari Brigadir J.


Baca Juga: Tim Forensik Blak-blakan Soal Kuku Brigadir Yoshua

Saat itu, Budhi menyebut bahwa semua luka yang berada di tubuh Brigadir J adalah luka tembak.

"Dia menggenggam senjatanya menggunakan dua tangan, ada peluru yang mengenai jari kelingking dari Brigadir J," ujarnya pada Selasa, 12 Juli 2022, seperti diberitakan Kompas TV.

"Tembus dan mengenai bagian tubuh lain. Saya tegaskan semua luka yang ada di tubuh Brigadir J dari hasil otopsi sementara berasal dari luka tembak."




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



Kunjungan Paus ke Indonesia

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x