Kompas TV nasional peristiwa

Akhir Pekan ini Ada Puncak Hujan Meteor Perseid, Capai 100 Meteor/Jam & Tampak di Seluruh Indonesia

Kompas.tv - 10 Agustus 2022, 14:55 WIB
akhir-pekan-ini-ada-puncak-hujan-meteor-perseid-capai-100-meteor-jam-tampak-di-seluruh-indonesia
Ilustrasi hujan meteor (Sumber: SHUTTERSTOCK/SKY2020)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengabarkan bahwa akhir pekan ini masyarakat Indonesia dapat menyaksikan puncak hujan meteor Perseid pada 13-14 Agustus 2022.

Perseid adalah hujan meteor yang titik radiannya berasal dari konstelasi Perseus. Pusat Antariksa BRIN mendapati sumber hujan meteor ini berasal dari sisa debu komet 109P/Swifts-Tuttle. 

Peneliti Pusat Antariksa BRIN Andi Pangerang memperkirakan, banyaknya meteor yang muncul di langit mencapai seratus meteor per jam. 
 


 

"Kecepatan meteor pada hujan meteor Perseid ini dapat mencapai 212.400 km/jam," tulis Andi Selasa (9/8/2022) dilansir dari akun Instagram resmi Pusat Riset Antariksa @prantariksa_brin.

Ia juga memastikan, hujan meteor Perseid dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Akan tetapi, jumlah meteor yang terlihat akan berbeda-beda di setiap wilayah.

"Dengan ketinggian maksimum titik radian di Indonesia yang bervariasi, antara 20,9 derajat (Pulau Rote) hingga 37,8 derajat (Sabang), intensitasnya berkurang menjadi 36 meteor per jam (Pulau Rote atau yang selintang) hingga 61 meteor per jam (Sabang atau yang selintang)," kata Andi.

Di Subang atau yang selintang, yakni wilayah Indonesia bagian utara, dapat menyaksikan hujan meteor mulai pukul 23.00 atau sebelas malam.

Baca Juga: Viral Cahaya Melayang di Langit Lampung Dikaitkan Malam 1 Suro, Ini Penjelasan BRIN

Sedangkan masyarakat yang tinggal di wilayah Indonesia bagian selatan, atau di daerah yang selintang dengan Pulau Rote dapat menyaksikan hujan meteor mulai pukul 01.00 dini hari hingga 25 menit sebelum matahari terbit.

Andi menjelaskan, cahaya bulan dapat mengganggu pengamatan puncak hujan meteor Perseid. 

"Terdapat interfensi cahaya bulan yang terletak di dekat zenit saat titik radian Perseid terbit, sehingga dapat mengganggu pengamatan Perseid," ujarnya.

Meski begitu, masyarakat tetap dapat menyaksikan hujan meteor Perseid dengan mata telanjang atau tanpa alat bantu.

Baca Juga: Dikira Meteor, Ternyata Serpihan Roket Milik China Jatuh di Wilayah Indonesia!

Agar dapat melihat hujan meteor Perseid, Anda harus memastikan cuaca saat pengamatan cerah, bebas dari penghalang di sekitar medan pandang, dan bebas dari polusi cahaya.

"Hal ini karena tutupan awan dan skala Bortle (skala kecerlangan langit malam) berbanding terbalik dengan intensitas meteor," kata Andi.

Semakin besar tutupan awan dan skala Bortle, kata dia, makin berkurang jumlah meteor yang tampak di langit.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x