MAKKAH, KOMPAS.TV – Hari ini, Jumat 9 Zulhijah 1443 Hijriah yang bertepatan dengan 8 Juli 2022 merupakan puncak rangkaian ibadah haji 2022. Umat Islam di seluruh dunia yang sedang berhaji kumpul di sebuah tempat bernama Arafah untuk wukuf.
Lantas, apa itu wukuf dan kenapa disebut puncak haji?
Wukuf sendiri menurut bahasa bermakna "berhenti".
Menurut istilah, wukuf artinya berhenti atau berdiam diri di Arafah dalam keadaan ihram. Ihram adalah ketika seseorang berniat haji, ditandai dengan kain berwarna putih yang dikenakan dalam tubuh.
Untuk waktunya, wukuf di lakukan di waktu antara tergelincir Matahari pada 9 Dzulhijjah (hari Arafah) sampai terbit fajar hari 10 Dzulhijjah.
Tempatnya berada di Arafah, sebuah daerah yang luas dan terbka di sisi timur Makkah.
Dikutip dari buku Bimbingan Manasik Haji yang dikeluarkan Kementerian Agama, Wukuf di Arafah termasuk salah satu rukun haji.
Dalam Fiqih, haji tidak sah jika tidak melaksanakan wukuf.
Wukuf dilakukan dalam suasana tenang, khusyu’ dan tawadhu’ kepada Allah. Wukuf dapat dilaksanakan secara berjamaah atau sendiri-sendiri.
Selama wukuf, jemaah memperbanyak zikir, istighfar, selawat dan doa sesuai sunah Rasulullah SAW.
Dalam melaksanakan wukuf seseorang tidak dipersyaratkan suci dari hadas besar maupun kecil. Karena itu, perempuan yang sedang haidh atau nifas boleh melaksanakan wukuf.
“Jemaah haji yang sakit dan berada dalam perawatan di rumah sakit dan memungkinkan dibawa ke Arafah bisa melaksanakan wukuf lewat proses safari wukuf,” tulisnya.
Untuk tahun ini sendiri, wukuf sebagai puncak haji disebut dengan haji akbar. Hal ini karena, wukuf jatuh pada Hari Jumat.
Baca Juga: Berdasarkan Hadis Nabi, Faktor Ini Jadikan Hari Arafah Istimewa dalam Islam
Lantas, apa hikmah wukuf?
Wukuf adalah berkumpulnya seluruh jemaah haji di seluruh dunia di Arafah pada 9 Zulhijjah sebagai puncak ibadah haji.
Jika dikaitkan dengan thawaf, yang diwarnai dengan gerakan mengelilingi ka'bah, wukuf mengisyaratkan bahwa suatu saat gerakan itu akan berhenti.
"Jantung manusia suatu saat akan berhenti berdetak, matanya akan berhenti berkedip, kaki dan tangannya akan berhenti melangkah dan bergeliat. Ketika semua yang bergerak itu berhenti, terjadilah kematian dan manusia sebagai mikro kosmos pada saatnya nanti akan dikumpulkan di Padang Mahsyar," tulis buku tersebut.
Untuk Arafah sendiri dijelaskan buku tersebut sebagai lambang padang Mahsyar.
Dalam Islam, Padang Mahsyar adalah tempat dibangkitkannya kembali semua manusia setelah kiamat.
Untuk itulah, Arafah dianggap sebagai lambang berkumpul. Lokasi yang saat ini menjadi tempat berkumpulnya jemaah haji di seluruh dunia dalam satu waktu bernama wukuf dalam ritual ibadah haji.
Arafah sebagai tempat wukuf juga disebut lambang dari maqam ma’rifah billah.
Hal ini berarti yang memberikan rasa dan citra bahagia bagi ahli ma’rifah yang tidak dapat dirasakan oleh jemaah haji pada umumnya.
Di Arafah inilah seluruh jemaah haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul dengan bahasa, suku, bangsa, adat istiadat, dan warna kulit yang berbeda-beda, tapi mereka punya satu tujuan yang dilandasi persamaan.
Di Arafah, semua orang sama, tanpa perbedaan antara yang kaya dan miskin, antara yang besar dan kecil, antara pejabat dan rakyat biasa. Di situlah tampak nyata persamaan yang hakiki.
"Itulah Arafah yang namanya diambil dari kata ta’aruf atau saling mengenal menuju saling tolong-menolong, saling membantu di antara mereka," bunyi keterangan buku tersebut.
Momen wukuf di Arafah itu juga disebut sebagai momen yang menunjukkan kesetaran dalam Islam.
"Momen terpenting dalam berhaji dan menjadi syiar tentang kuatnya ajaran egalitarianisme dalam Islam," tulis buku tersebut.
Itulah penjelasan tentang apa itu Wukuf yang disebut puncak haji dan terjadi pada 9 Zulhijah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.