JAKARTA, KOMPAS.TV - Fenomena lawas joki skripsi di dunia akademis hingga kini masih bertahan. Joki UTBK, yang viral belakangan ini, masih kalah gelap dari joki skripsi yang melegenda.
Pada artikel sebelumnya, Joki Skripsi, Profesi 'Lebih Senior' dari Joki UTBK (I), Kompas TV telah mewawancarai seorang mantan pegawai BUMN yang menjadi joki skripsi, Bungjah. Kali ini Kompas TV juga mewawancarai joki skripsi lainnya, Kuro.
Tak berbeda jauh dengan Bungjah, “karier” Kuro sebagai joki skripsi juga dimulai karena mendapat permintaan dari teman kuliahnya. Saat itu, tepatnya tahun 2020 sebagaimana diakui Kuro, juga sedang menyusun skripsinya sendiri.
Namun, tidak demikian dengan teman-teman kuliah satu angkatannya yang sebagian besar sudah bekerja dan memiliki kesibukan sendiri. Hal tersebut membuat mereka keteteran menyusun skripsinya masing-masing.
Sementara itu, ada juga teman-temannya yang lain yang tidak bekerja, tetapi masih takut menggarap skripsi. Mereka menganggap skripsi tak ubahnya ‘hantu’, menakutkan. Sudahlah bimbingan susah, teori pun tak paham.
Mulai dari situlah, satu per satu teman Kuro datang untuk meminta bantuan. Dia pun melihat peluang bisnis di sana.
Baca Juga: Cerita Boyamin Saiman, Dapat Gelar Sarjana Hukum Tanpa Skripsi dari UMS Setelah 30 Tahun Kuliah
“Oh, ada peluang, nih, buat dijadikan penghasilan. Terus aku bilang, boleh aku bantu tapi ada tarifnya, ada fee-nya. Itu enggak kayak tarif harga yang aku pasang sekarang di Twitter. Itu jauh lebih murah, karena aku pikir, kan, teman,” kata Kuro saat berbincang dengan Kompas TV.
Tak hanya itu, Kuro juga mengaku memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi joki skripsi setelah mendengar gosip bahwa salah satu dosennya ada yang menjadi joki skripsi.
Kuro menyadari, menjadi joki skripsi adalah pekerjaan yang “tidak baik”. Sebab, mencederai etika mahasiswa dan integritas kampus. Namun, ia juga mendengar gosip dosennya sendiri melakukan hal tersebut, dia semakin yakin untuk bisa menjadi joki skripsi.
Baca Juga: Mahasiswa di Tapanuli Laporkan Dosen ke Polisi atas Kasus Pencabulan, Berawal Diajak Tidur Bareng
Bahkan, sebut Kuro, dosen tersebut juga mematok harga yang cukup tinggi untuk mengerjakan skripsi mahasiswanya.
“Dulu di kampus, aku dengar gosip, ada dosen juga yang menawarkan diri sebagai jasa mereka, kalau mereka bisa bantu untuk membuatkan skripsi. Jadi aku mikir, kok kita, mahasiswa (yang menyediakan layanan joki) dianggap seperti enggak baik, tapi (mereka/dosen) (malah) menawarkan. Padahal mereka pengajar.”
Kuro melanjutkan, gosip tadi juga menekankan bahwa dosen bukan sekadar melakukan bimbingan terhadap mahasiswa, tapi memang menawarkan “jasa” pembuatan skripsi dengan tarif tertentu.
“Enggak sekadar bimbingan. Jadi memang ditawarkan, dikasih tarif. Ada teman seangkatan aku yang joki sama dosen pembimbingnya sendiri. Terus tarifnya enggak main-main. Jauh di atas dari yang aku pasang.
Baca Juga: Unggahan Dosen UGM Soal Ade Armando Dinilai Mengandung Ujaran Kebencian
Saat ini, media sosial tengah dihebohkan dengan adanya dugaan kecurangan dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), ujian tes yang menjadi salah satu syarat masuk perguruan tinggi.
Ketika ribuan peserta UTBK tengah bersiap menghadapi pengumuman hasil ujian pada Kamis (23/6/2022) mendatang, kabar dugaan kecurangan UTBK ini menyeruak di platform Twitter.
Hal ini bermula dari adanya link Google Drive yang mengarah pada file berisi foto soal-soal UTBK. Di dalam juga tertera dengan jelas nama-nama peserta UTBK yang diduga mengambil foto soal tersebut.
Imbas hebohnya dugaan kecurigaan UTBK ini pun, istilah joki UTBK mulai merebak.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.