JAKARTA, KOMPAS.TV – Dunia akademis tengah dihebohkan dengan istilah baru, joki UTBK, singkatan dari Ujian Tulis Berbasis Komputer.
Ada dugaan kecurangan UTBK yang bermula dari beredarnya link Google Drive. Link tersebut rupanya berisi foto-foto soal UTBK yang diambil dari dalam ruang ujian. Beragam spekulasi pun bermunculan, termasuk dugaan adanya joki UTBK.
Istilah joki memang tak asing di dunia akademik, yang mana tak sedikit oknum yang menggunakannya untuk kepentingan sendiri. Skripsi misalnya.
Baca Juga: 4 Modus Kecurangan saat UTBK yang Paling Sering Ditemukan
Skripsi menjadi salah satu penentu kelulusan seorang mahasiswa. Namun, tak jarang mahasiswa menggunakan jalan pintas dengan menggunakan “jasa” joki skripsi. Fenomena joki skripsi telah terjadi sejak lama, lebih lama dari joki UTBK. Bisnis “gelap” ini terasa kian menggurita.
Ketika mengetikkan kata kunci “joki skripsi” di mesin pencari Google, Anda akan menjumpai banyak sekali situs yang menawarkan jasa tersebut.
Para joki skripsi memang memanfaatkan berbagai platform untuk menjalankan bisnisnya. Maka tak heran jika Anda akan menemukan “jasa” mereka. Dari di media sosial bahkan hingga marketplace.
Untuk mengetahui lebih dalam bagaimana bisnis ini bekerja, Kompas TV berbincang dengan joki skripsi yang telah cukup lama menjalankan bisnisnya di sebuah kota. Bungjah, nama yang disamarkan, menjalankan bisnis joki skripsi di salah satu platform media sosial Twitter.
Bungjah mengaku menjadi joki skripsi sejak tahun 2018 lalu. Semua ini bermula saat seorang teman kuliahnya meminta bantuan untuk mengerjakan tesis. Usai “jasa”-nya diketahui banyak teman lain, Bungjah kemudian diminta untuk mengerjakan hal yang serupa.
Awalnya Bungjah mendapatkan klien dari rekan-rekan dekatnya semasa aktif berorganisasi waktu kuliah. Relasi tersebut kemudian ia gunakan untuk “menyenggol” perkara tugas akhir, baik itu skripsi mau pun tesis.
Baca Juga: Cerita Boyamin Saiman, Dapat Gelar Sarjana Hukum Tanpa Skripsi dari UMS Setelah 30 Tahun Kuliah
“Jadi nawarin ke teman, ada beberapa punya teman yang masih kuliah, terus disenggol-senggol saja, ‘Skripsi gimana? Sudah lulus atau belum?’, awalnya dapat dari situ,” demikian penjelasan Bungjah kepada Kompas TV melalui sambungan telepon.
Menurut Bungjah, ada banyak faktor yang membuat mahasiswa tidak kunjung menyelesaikan pengerjaan skripsinya. Dari mulai dosen pembimbing yang sukar ditemui, tekanan keluarga, atau memang sekadar malas. Dengan mengenali berbagai macam faktor tersebut, Bungjah mencoba hadir untuk “membantu” mereka yang membutuhkan.
Bungjah sebetulnya sempat berhenti menjadi joki skripsi pada tahun 2020. Ketika itu ia mulai bekerja di salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, pandemi Covid-19 membuat kontraknya tidak dapat diperpanjang. Mengaku kebingungan mencari pekerjaan, Bungjah memutuskan untuk kembali menjadi joki skripsi.
Baca Juga: Cegah Kecurangan Saat UTBK, Peserta Dicek dengan Metal Detector
Di periode kedua menjadi joki skripsi ini Bungjah menyadari suatu hal yang membuatnya makin mantap menekuninya, yakni pekerjaan itu dirasa lebih mudah ketimbang harus bekerja di bawah jam kerja ketat dan tekanan atasan.
“Ini kerjaan (joki skripsi) lebih asyik, enggak harus bangun pagi, tidur bisa seenaknya. Namanya juga bisnis sendiri, usaha sendiri, semau kita saja,” begitu ujarnya.
Dan benar saja, ia mengakui, sejak membuka bisnis joki skripsinya lagi, orderan langsung menumpuk berkat relasinya di perkuliahan. Hingga sekarang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.