Saat itu seorang pelaku teroris bernama Suliono menyerang menggunakan senjata tajam saat jemaat sedang menunaikan ibadah Misa Minggu.
Akibat aksi Suliono, tiga orang jemaat, satu orang Romo, dan seorang polisi mengalami luka akibat sabetan senjata tajam.
Buya Syafii langsung menuju tempat kejadian perkara yang tidak jauh dari rumahnya di Desa Nogotirto, Gamping. Dengan mengenakan kaos berkerah warna hitam, Buya Syafii mendatangi gereja itu dan melihat tempat kejadian perkara dan menenangkan umat Katolik yang ketakutan.
Dia juga memberi pernyataan singkat kepada awak media yang hadir di lokasi saat itu, persis seperti yang dikisahkan Romo Santo.
Baca Juga: Cerita Ganjar Ditolak Buya Syafii Maarif saat Tawarkan Fasilitas Kesehatan Terbaik waktu Sakit
Romo Santo pun cerita, di saat terbaring lemah karena sakit dan dirawat di RS PKU Muhammadiyah, kata Romo Santo Buya Syafii juga masih menyempatkan diri untuk mengirimkan ucapan selamat hari raya Natal.
Romo Santo pun berpesan agar generasi muda Indonesia melanjutkan cita-cita perdamaian yang diperjuangkan oleh Buya Syafii Maarif.
“Kita berusaha satu sama lain dan bekerja sama melanjutkan cita-cita Buya Syafii Maarif, yaitu damai. Yang muda-muda khususnya melanjutkan cita-cita almarhum untuk berkomunikasi satu sama lain untuk membangun perdamaian, peradaban yang lebih baik di Indonesia ini,” ujarnya.
Ia pun bercerita, Buya Syafii Maarif lantang menyuarakan menuju yang benar dan beliau sendiri tidak hanya bersuara tapi konkret melakukannya dengan badannya, dengan tangannya, dengan kakinya.
“Sungguh-sungguh menyambangi para korban, menyambangi orang yang susah, orang yang sedang takut dan beliau menjadi pengayom. Kita lanjutkan cita-cita ini saling mengayomi satu sama lain,” pungkas Romo Santo.
Sumber : Kompas TV/kompas.com/muhammadiyah.or.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.